Firmanuddin

Kastara.ID, Depok – Inspektur Daerah Kota Depok, Firmanuddin, berkesempatan memberikan tausiah di malam kelima bulan Ramadan. Dalam tausiahnya, Firmanuddin menyampaikan tentang ‘Penghuni Surga Yang Masih Berjalan di Bumi’.

“Diriwayatkan dari Anas bin Malik dia berkata, Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau bersabda, sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni surga. Tentu para sahabat terkejut. Bagaimana tidak, seorang yang masih berjalan di bumi, tapi seolah dikatakan oleh Nabi sudah punya KTP surga,” ujar Firmanuddin, sebagaimana dimuat situs resmi Pemkot Depok (6/4).

Selanjutnya, diceritakan, tidak lama masuk ke dalam masjid seorang laki-laki, lewat di hadapan mereka, sementara bekas air wudu masih membasahi jenggotnya dan tangan kirinya menenteng sandal. Tiga hari berturut-turut Nabi Muhammad SAW mengatakan hal yang sama kepada para sahabat yang sedang duduk-duduk bersama beliau di masjid.

“Dan tiga kali pula orang yang sama dengan kondisi yang sama yang datang. Tentu saja para sahabat yang terkenal sebagai generasi yang selalu bersegera dan berlomba dalam kebaikan penasaran akan sosok ini,” jelasnya.

Cerita berlanjut, sampai kemudian sebagaimana hadits yang panjang tersebut kita mengetahui seorang sahabat bernama Abdullah bin Amr bin Ash menginap dirumah orang ini selama tiga malam. Setelah menginap selama tiga malam, sahabat Nabi Muhammad SAW, Abdullah bin Amr bi ‘Ash mengatakan alasan sebenarnya beliau menginap di rumah orang tersebut.

“Yaitu ingin melihat amalan unggulan tuan rumah sampai disebut tiga kali oleh Nabi sebagi penghuni Surga, sementara Abdullah bin Amr ‘Ash tidak melihat tuan rumah salat malam atau ibadah-ibadah istimewa lainnya selama beliau menginap,” ungkapnya.

Firmanuddin mengisahkan, tuan rumah tersebut kemudian menceriterakan perihal tentang dirinya dan kesehariannya. Ternyata amalan ungulan orang yang disebut Nabi Muhammad SAW sebagai penghuni surga tersebut adalah bahwa setiap sebelum tidur malam, Ia melakukan evaluasi atas kesehariannya, kemudian memaafkan orang yang melakukan kesalahan padanya.

“Serta tidak pernah menaruh dendam atau niat jahat terhadap siapa pun di antara kaum muslimin,” tandasnya. (dha)