Denmark
Kastara.ID, Jakarta – Minister for Development Cooperation (Menteri Kerja Sama Pembangunan) Denmark, Flemming Moller Mortensen melakukan kunjungan ke Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih dan proyek Refuse Derived Fuel (RDF) Plant di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat (6/9).

Dalam kunjungan itu, Flemming didampingi Duta Besar Denmark untuk Indonesia Lars Bo Larson; Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Panjaitan; Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian; Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Marullah Matali; Asisten Pembangunan Setda DKI Jakarta Afan Adriansyah Idris, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto.

Flemming mengaku, kedatangannya ke Indonesia bukan yang pertama kali. Namun melihat tempat pembuangan sampah yang sangat luas merupakan pemandangan baru baginya.

“Kesan pertama saya ketika berada di helikopter di atas area ini, saya tidak pernah melihat tempat pembuangan sampah seperti ini. Area sangat luas yang penuh sampah,” ujarnya.

Flemming mengaku terkesan dan menyambut baik upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang ditimbulkan sampah melalui pembangunan fasilitas pengolahan sampah Landfill Mining dan RDF Plant.

Ia pun mengapresiasi langkah Jakarta menggunakan teknologi terbaru dalam pengolahan sampah. Pengelolaan sampah dinilai sangat penting dan Denmark siap berbagi semua teknologi yang sudah mereka gunakan.

“Saya telah melihat dan berbicara dengan orang-orang yang bekerja di sini dan para menteri yang bertanggung jawab di bidang ini. Kita akan mengintegrasikan kerja sama yang sangat baik antara Indonesia dan Denmark, juga di pengolahan sampah ini. Kedutaan kami di Jakarta juga berkoordinasi intensif kerja sama antara kedua negara,” urai Flemming.

Sementara Asisten Pembangunan Setda DKI Jakarta Afan Adriansyah Idris menjelaskan, RDF Plant dan Landfill Mining tersebut akan mengolah sampah dari Jakarta dengan rincian sampah lama sebesar 1.000 ton per hari dan sampah baru 1.000 ton per hari serta menghasilkan produk bernilai guna berupa RDF yang selanjutnya akan dimanfaatkan industri semen sebagai bahan bakar pengganti batu bara.

“Ini kemungkinan bisa menjadi role model untuk daerah lain. Tidak ada RDF Landfill Mining yang punya kapasitas sebesar ini. Ini akan jadi suatu bahan diskusi di dalam G20 sebagai salah satu contoh keberhasilan,” ungkap Afan.

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menyampaikan, kunjungan ke TPST Bantargebang ini untuk melihat langsung progres dari pembangunan RDF Plant dan Landfill Mining.

“Denmark salah satu negara yang memiliki pengolahan terbaik di dunia. Semua fasilitas mereka punya, baik itu RDF dan juga incinerator. Kemudian pemilahannya di sana juga sudah bagus. Dengan kondisi ini diharapkan mereka juga tertarik investasi di Indonesia,” kata Asep.

Asep menambahkan, isu utama yang diangkat dalam agenda G20 pada November 2022 mendatang tentang pengurangan emisi dan perubahan iklim. Maka dari itu, dibangunnya fasilitas ini merupakan wujud dari upaya pemerintah Indonesia, khususnya Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi masalah lingkungan, terutama pengolahan sampah.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi show off-nya Jakarta di G20 nanti. Kita harap ke depannya ada kerja sama pemerintah G2G antara pemerintah Indonesia dan Denmark. Kita berharap bisa bantu Jakarta dalam hal pengolahan sampah,” tandasnya. (hop)