PPP

Kastara.ID, Jakarta – Hubungan Anies Baswedan dengan PPP belakangan ini dikesankan sangat dekat dan harmonis.

“Hal itu dipertegas dengan adanya pernyataan kader PPP yang seolah-olah merasa bersalah telah mendukung Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017,” ungkap M Jamiluddin Ritonga, Pengamat Komunikasi Politik IISIP Jakarta kepada Kastara.ID dalam kesempatan Selasa (8/2) pagi.

Menurut pengamat yang biasa disapa Jamil ini, kedekatan Anies dan PPP tentu tidak dapat disimpulkan hanya melalui beberap pertemuan dan pernyataan. Apalagi terkait dukungan politik, tentu sulit mencari yang gratis.

“Dalam politik, hubungan baik atau buruk sangat ditentukan ada tidaknya kepentingan yang menguntungkan bagi kedua bela pihak. Hal ini juga berlaku dalam hubungan Anies dan PPP,” paparnya.

PPP, disebutnya memang membutuhkan sosok yang dapat meningkatkan elektabilitasnya. Hal itu diperlukan karena hingga sekarang elektabilitasnya relatif rendah. Bahkan dari beberapa hasil survei, PPP diperkirakan tidak akan masuk Senayan bila elektabilitasnya terus di bawah 4 persen.

“Untuk mendongkrak elektabilitasnya, Anies termasuk sosok yang dinilai tepat. Sebab, pendukung Anies juga menjadi target sasaran PPP. Kalau dekat dengan Anies, apalagi mengusungnya menjadi Capres, diharapkan sebagian pendukung Anies akan beralih ke PPP,” paparnya.

Sebaliknya, Anies yang bukan kader partai, membutuhkan dukungan dari PPP dan partai lainnya untuk pencalonannya pada Pilpres 2024. Tanpa dukungan partai tentu elektabilitasnya yang tinggi tidak berarti apa-apa.

Jamil melihat bahwa Anies tentu akan berusaha untuk dekat dengan sebanyak mungkin partai agar pencapresannya terwujud. PPP kiranya membuka pintu untuk itu karena akan menguntungkan partainya.

“Jadi, kedekatan Anies dan PPP tampaknya didasari dari saling membutuhkan. Kepentingan itulah yang kemudian membuat hubungan Anies dan PPP terkesan dekat dan harmonis. Hal itu tentu normal dalam relasi politik,” pungkas mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini. (dwi)