Kastara.ID, Depok – Anggota Dewan Edi Masturo mengomentari masalah Kartu Depok Sejahtera (KDS) untuk warga Depok, bukan untuk partai tertentu saja. Hal itu terungkap dalam diskusi ketika ditemui di rumahnya (7/3).

Edi Masturo mengatakan, dalam pembagian KDS,  yang diinginkan seharusnya merata untuk warga Kota Depok dan tidak menjadikan khusus partai tertentu saja. Inikan KDS untuk warga Depok yang notabene warganya juga walaupun berbeda partai.

Dugaan polemik ini diperkirakan untuk pembagian KDS dikarenakan dalam pendataan dan penerima hanya kepada suatu golongan suatu partai tertentu.

“Iyah, saya dapat laporan dari warga terkait KDS, nanti saya akan tanyakan dalam sidang paripurna,” ujar Anggota DPRD Kota Depok, Edi Masturo.

Edi menambahkan, seperti bentuk fisik KDS yang ada di dalam kartu tersebut juga hanya terdapat warna salah satu partai saja.

“Memang kartu KDS itu milik satu partai, KDS kan milik warga Depok. Tetapi perlu diingat, dalam perencanaan anggaran untuk kartu tersebut melibatkan DPRD. Jika DPRD tidak setuju, maka tidak ada anggarannya untuk kartu tersebut,” kata Edi Masturo.

Edi menegaskan, jika gambar dalam KDS diubah menjadi peta Kota Depok. Seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang memasang peta Indonesia dan bukan wajah presiden dan wakil presiden terpilih. “Kalau mau, tampakkan juga wajah-wajah anggota DPRD Depok,” pungkasnya.

Di tempat yang lain ketika Musrembang di Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Edi Sitorus mengatakan, dirinya jadi salah satu yang mengusung menjadi Wali Kota Depok dan Wakilnya Idris-Imam. “Saya mempunyai tanggung jawab yang besar, makanya pemerintah Depok harus fokus untuk kepentingan rakyatnya,” ujar Edi.

Masih menurut Edi Sitorus, jangan main-main dengan KDS. Ia mengingatkan kepada pejabat yang berwenang. Jika benar-benar ada warga Depok yang layak mendapatkan KDS wajib dibantu.

“Pesan saya, tolong manfaatkan kita punya kepala daerah dan mereka punya janji dalam kampanyenya. Kita mempunyai Sumber Daya Manusianya untuk mendoron bersaing dalam meningkatkan salah satunya pendidikan. Maka dari itu pendidikan harus kita genjot,” imbuhnya. (*)