Kaatara.id, Jakarta – Masih Indonesiakah kita, setelah sekian lama banyak jatuh bangun/ Setelah sekian banyak terbentur dan terbentuk / Masihkah kita meletakkan harapan di atas kekecewaan, persatuan di atas perselisihan.

Musyawarah di atas amanah, kejujuran di atas kepentingan / Ataukah keindonesiaan kita telah pudar tinggal slogan? Tidak…!!  / Karena nilai-nilai itu kita lahirkan kembali, kita bumikan dan kita bunyikan dalam setiap jiwa dan manusia Indonesia.

Dari Sabang sampai Merauke, kita akan melihat gotong royong dan tolong menolong / Kesantunan bukan anjuran akan tetapi kebiasaan dan kepedulian menjadi dorongan.

Demikian sebait puisi cinta Sekjen MPR Ma’ruf Cahyono yang dibacakan di hadapan ratusan mahasiswa ketika menjadi narasumber utama dalam seminar pendidikan dengan tema ‘Pancasila Sebagai Pedoman Berkehidupan dan Penunjang Pembangunan Negara Indonesia’, di Auditorium Ar-Rahim Universitas Yarsi, Jakarta, Senin (8/5).

Puisi cinta Indonesia kerap dibacakan Ma’ruf dalam berbagai kesempatan tatap muka dengan berbagai elemen masyarakat terutama generasi muda. Beberapa baris puisi tersebut antara lain:.

“Isi puisi tersebut adalah intisari dari Indonesia yang kita harapkan, Indonesia yang selama ini sudah berproses,” kata Ma’ruf.

Oleh karena itulah lanjut Ma’ruf generasi muda sekarang tinggal melaksanakan. Laksanakan dalam kegiatan sehari-hari, misal kalau berdiskusi, bermusyawarah jangan berkelahi jangan adu urat leher sambil jungkir balik meja.  Tapi harus berdialg dengan santun dan cerdas. Ini juga harapan Indonesia ke depan agar nilai-nilai yang selama ini sudah mulai hilang  bisa kembali dibunyikan dan dibumikan.

Dalam kesempatan tersebut, Ma’ruf Cahyono juga mengingatkan para mahasiswa agar selalu belajar dan belajar tanpa bosan soal Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsa lainnya.

“Ini sangat penting dipahami sebab ternyata aspek-aspek kognisi atau pengetahuan tentang Pancasila dan nilai luhur bangsa lainnya yang kelihatannya mudah tapi sesungguhnya esensinya sangat luar bjasa, kita masih kebablasan. Contoh, saya sering melihat mahasiswa dan generasi muda yang lupa syair lagu Indonesia Raya,” ujatnya.

Dikatakan Ma’ruf, jika dalam tataran hal mendasar, bangsa ini sudah peduli, memahami tanpa menganggap enteng, maka hal- hal penting lainnya menyangkut Pancasila pemahaman dan implementasinya akan menjadi sangat mudah. Dan pada akhirnya akan membentuk kepribadian yang berkarakter nasional yang kuat.

Salah satu hal yang juga harus dipahami generasi muda, lanjut Ma’ruf Cahyono, adalah soal kedaulatan. Kedaulatan tidak dipungkiri memang di tangan rakyat. Inti dari kedaulatan adalah, kedaulatan tersebut berada di mana saja. Kedaulatan rakyat diharapkan berada dimanapun, berada dalam kehidupan keseharian kita.

Kedaulatan rakyat diharapkan berada di mana pun, berada di tataran politik, berada di tataran ekonomi, sosial budaya dan lainnya. Inti dari kedaulatan rakyat di di siitu,” katanya. (arya)