Kabupaten Baubau

Kastara.ID, Jakarta – Optimalisasi sektor kelautan dan perikanan dinilai bisa menjadi jawaban dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19. Karenanya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo mendukung rencana pengembangan kawasan industri perikanan, budidaya, dan wisata bahari di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.

Hal ini ditegaskan Menteri Edhy saat menerima Wali Kota Baubau AM Tamrin di kantornya, Kamis (6/8).

“Daerah ini sudah sejak lama saya ingin kesini. Kita harus perkuat di sektor ini, kita ubah medan perangnya (melawan Covid-19) ke laut, kita bisa jadi pemenang,” tegas Menteri Edhy.

Menurutnya, negara memiliki tiga instrumen pendanaan untuk mendorong pengembangan sektor kelautan dan perikanan, termasuk di Kota Baubau. Instrumen pertama yakni melalui dana APBN. Selanjutnya melalui dana Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) serta yang terakhir dari dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Tolong dicatat saja, saya komitmen pak, saya bantu,” sambungnya.

Tak hanya itu, Menteri Edhy juga langsung menugaskan masing-masing direktorat di KKP untuk mengkaji program apa yang bisa masuk dalam rencana pengembangan di Baubau. Direktorat Jenderal (Ditjen) Perikanan Budidaya misalnya, diminta untuk fokus pada pengembangan budidaya rumput laut dan satu komoditas ikan. Kemudian Ditjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL) diminta untuk mengkaji dari sisi kawasan konservasi di Baubau.

“(Ditjen) Tangkap nanti tolong dari yang diusulkan ini dikaji,” katanya.

Atas dukungan KKP tersebut, Wali Kota Baubau AM Tamrin mengaku senang. Dia berharap sektor kelautan dan perikanan diharapkan bisa menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya.

Adapun sejumlah rencana yang diusulkan yakni pengembangan kawasan industri perikanan terpadu di sepanjang pesisir Wameo, Tarafu, dan Bonebone. Selanjutnya rencana usulan 2021 di kawasan industri perikanan meliputi pengadaan cold storage untuk menunjang operasional pangkalan pendaratan ikan (PPI) Wameo. Selain itu, terdapat usulan revitalisasi pabrik es di PPI tersebut. Dari perikanan budidaya, Tamrin meminta dukungan sarana dan prasarana (sarpras) budidaya laut, air tawar, dan air payau.

“Lalu penataan kawasan Pulau Makasar sebagai wisata bahari,” urai Tamrin.

Di tempat yang sama, Direktur BLU LPMUKP Syarif Syahrial mengaku baru saja menyetujui pencairan dana BLU sebesar Rp 5 miliar untuk pengembangan tambak udang vaname seluas 5 hektare di Kota Baubau. Selain itu, pihaknya juga masih melakukan survei terkait usulan revitalisasi pabrik es di PPI Wameo.

“Sudah bisa jalan ini pak, satu dulu nanti berkembang, ini berhasil kita tambahin lagi,” tutup Syarif. (wepe)