Irak

Kastara.ID, Jakarta – Demonstrasi di Irak berakhir rusuh sejak Selasa pekan lalu telah memakan lebih dari 100 korban jiwa. Militer Irak pun mengakui terlalu berlebihan dalam menghadapi para demonstran.

Sebanyak 13 orang dari jumlah total tewas dalam bentrokan terbaru antara pedemo dan pasukan keamanan.

Berdasarkan data dari Komisi Tinggi HAM Irak, hampir 4.000 orang telah terluka dalam aksi unjuk rasa warga menuntut pekerjaan, perbaikan listrik, air, dan layanan lain, di negara kaya minyak ini.

Sementara data resmi pemerintah disampaikan oleh juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saad Maan mengatakan bahwa total 104 orang tewas dalam enam hari demonstrasi yang berujung kerusuhan, termasuk delapan di antaranya anggota pasukan keamanan, sedangkan korban luka-luka lebih dari 6.000 orang.

Untuk meredam aksi, Pemerintah Irak menerapkan larangan berpergian keluar layaknya jam malam di Ibu Kota Baghdad.

Perdana Menteri Adel Abdel Mahdi telah memerintahkan agar semua unit tentara untuk mundur dari Kota Sadr untuk digantikan dengan unit polisi federal. Perdana Menteri juga meminta semua kekuatan untuk mematuhi aturan yang berlaku dalam menangani aksi unjuk rasa.

Abdel Mahdi juga menegaskan pasukan keamanan agar bertindak sesuai standar internasional dalam merespons demonstrasi. (nad)