Kastara.ID, Roma — Pabrikan Italia, Ducati akhirnya kembali menjadi juara dunia MotoGP untuk kedua kalinya.

Berkat performa hebat rider muda Italia, Francesco Bagnaia, pabrikan Bologna menjadi juara dunia lagi, setelah yang pertama pada 2007 bersama rider Australia, Casey Stoner.

Meski Bagnaia berhasil, tapi dia tetap dihujani kritikan dari berbagai pihak. Banyak orang kecewa dengan Bagnaia karena terlalu sering melakukan kesalahan.

Tahun lalu dia mengawali musim dengan banyak kecelakaan dan gagal finis. Bahkan sempat tertinggal 91 poin di puncak klasemen, butuh hingga final musim Valencia untuk mengalahkan pembalap Prancis, Fabio Quartararo.

Awal 2023 Bagnaia dinilai lebih parah lagi, dia telah gagal finis tiga kali dalam lima seri sejauh ini.

Menanggapi kritikan, Bagnaia menegaskan bahwa tidak bisa membandingkan pembalap sekarang dengan pembalap dulu.

“Di Italia, di Spanyol… saya pikir orang-orang sangat terikat dengan masa lalu dan melakukan kesalahan dengan membandingkan pembalap masa lalu dengan masa kini,” ungkap Bagnaia kepada Mundo Deportivo, seperti dilansir Corsedimoto.com.

“Anda tidak bisa membandingkan saya dengan Casey Stoner yang memenangkan gelar juara dunia bersama Ducati pada 2007. Kami berbeda, kami orang yang berbeda,” imbuh Bagnaia.

“Jika Anda berbicara dengan seorang pemuda yang baru sekarang mulai menonton balapan, dia pasti akan memberi tahu Anda bahwa dia menyukai apa yang saya lakukan. Jika Anda berbicara dengan seseorang yang sudah sejak lama mengikuti seluruh era Valentino, Casey, Dani, Lorenzo, dan Marquez, mereka akan mengatakan bahwa Casey lebih baik. Kisah tentang bagaimana olahraga bekerja pada dasarnya adalah kisah tentang bagaimana dunia bekerja,” pungkas Bagnaia.

Di tahun 2023 ini Bagnaia berambisi kembali membawa Ducati meraih gelar juara dunia lagi. (tra)