Carrie Lam

Kastara.ID, Jakarta – Pemimpin Hong Kong Carrie Lam memperingatkan demonstran bahwa militer China bisa turun tangan jika aksi demonstrasi berujung kerusuhan terus terjadi.

Namun demikian, Carrie menyatakan masih berusaha mencari jalan keluar dari krisis politik itu sebab kondisinya bukan lagi unjuk rasa damai.

Lam menyatakan, China bisa ikut campur dalam masalah Hong Kong karena memang tercantum di dalam konstitusi, sebab sampai saat ini baik pemerintah setempat dan para demonstran masih sama-sama dalam posisi berhadapan.

Tuntutan demonstran mencabut pembahasan Rancangan Undang-Undang Ekstradisi, membebaskan para pengunjuk rasa yang ditahan, menyelidiki dugaan kekerasan polisi, dan mendesak Lam mundur.

Lam menjelaskan, pihaknya akan mengabulkan satu tuntutan demonstran, yakni mencabut pembahasan RUU Ekstradisi meski belum dilakukan secara resmi karena harus melalui proses di parlemen.

 

Sedangkan untuk tuntutan lainnya sampai saat ini belum dipenuhi oleh Lam dan berencana hendak memblokir akses internet di Hong Kong, guna meredam aksi unjuk rasa.

Pekan lalu Lam menyetujui pengesahan aturan yang melarang demonstran menggunakan masker dan menimbulkan reaksi keras dari para pengunjuk rasa yang diwujudkan dengan bentrokan.

Polisi setempat juga sudah menembak demonstran dengan peluru tajam dengan alasan membela diri, perseteruan kedua belah pihak semakin meruncing dan tidak segan saling melukai.

Jika RUU Ekstradisi disahkan, maka pemerintah China berhak menangkap dan mengirim orang-orang yang dianggap berbuat kejahatan untuk diadili di China daratan.

Sedangkan di mata penduduk dan pegiat demokrasi Hong Kong, hal itu sama saja bentuk pengekangan kebebasan berpendapat oleh China. Mereka juga khawatir jika aturan itu disahkan bisa menjadi pasal karet untuk menjerat orang-orang yang mengkritik pemerintah. (nad)