Booster

Kastara.ID, Jakarta – Pemprov DKI Jakarta terus menggencarkan vaksinasi COVID-19 di samping memasifkan tes, lacak, dan isolasi untuk menekan lonjakan kasus pada gelombang ketiga tahun ini.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti menyampaikan, Pemprov DKI mengajak seluruh masyarakat yang sudah mendapatkan tiket vaksin dosis ketiga (booster) untuk segera divaksin sesuai dengan ketersediaan jenis/merk vaksin di fasilitas-fasilitas kesehatan atau sentra vaksinasi.

“Saat ini, Jakarta sedang masif menggunakan vaksin AstraZeneca untuk dosis ketiga atau booster karena memang jenis itu yang sekarang tersedia. Kami mengajak seluruh masyarakat agar tidak pilih-pilih jenis/merk vaksin booster-nya, karena apapun jenis/merk vaksinnya sudah teruji klinis dan bermanfaat bagi kekebalan tubuh,” ungkapnya di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Jakarta Pusat seperti dikutip dari Siaran Pers PPID DKI Jakarta (9/2).

Kebanyakan masyarakat yang sudah mendapatkan tiket vaksin dosis ketiga adalah yang menggunakan Sinovac atau AstraZeneca pada dosis 1 dan dosis 2. Booster menggunakan vaksin AstraZeneca efektif mencegah gejala apabila terpapar COVID-19 sebanyak 93%, sedangkan vaksin Pfizer sebesar 90%.

Selain itu, booster menggunakan vaksin AstraZeneca juga efektif mencegah rawat inap apabila terpapar COVID-19 sebesar 96%, sedangkan vaksin Pfizer sebesar 87% (Ministerio de Salud, Chile, 2021).

“Untuk itu, bagi seluruh masyarakat Jakarta, mari manfaatkan kesempatan dan ketersediaan vaksin saat ini di fasilitas-fasilitas kesehatan maupun sentra vaksinasi yang tersebar di berbagai wilayah. Ayo vaksin, lindungi diri dan sekitar,” ajaknya.

Seperti diketahui, rekor penambahan kasus COVID-19 di DKI Jakarta terjadi pada tanggal 6 Februari 2022 dengan jumlah 15.825 orang terkonfirmasi positif. Namun, vaksinasi memiliki peranan penting dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan terbukti mampu mengurangi gejala, risiko dirawat di rumah sakit, dan kematian apabila terpapar COVID-19.

Berdasarkan data Dinkes DKI Jakarta, terlihat perbedaan cukup signifikan antara gelombang kedua tahun lalu dan gelombang ketiga tahun ini pada angka keterisian tempat tidur di RS yang merawat COVID-19 dan penambahan jumlah kematian.

Pada puncak gelombang kedua COVID-19, hingga tanggal 12 Juli 2021, keterisian tempat tidur isolasi mencapai 92% dari kapasitas yang tersedia atau sebanyak 10.623 pasien yang dirawat, sedangkan tempat tidur ICU mencapai 95% dari kapasitas yang tersedia atau sebanyak 1.390 pasien yang dirawat.

Jumlah tersebut jauh berbeda pada gelombang ketiga COVID-19 yang mana hingga tanggal 6 Februari 2022 untuk tempat tidur isolasi mencapai 62% dari kapasitas yang tersedia atau sebanyak 3.631 pasien yang dirawat, sedangkan tempat tidur ICU mencapai 34% dari kapasitas yang tersedia atau sebanyak 254 pasien yang dirawat.

Begitu pula dengan jumlah penambahan angka kematian yang berbeda cukup signifikan pada puncak gelombang kedua COVID-19 tahun lalu dibandingkan dengan gelombang ketiga tahun ini. Pada 12 Juli 2021, angka kematian bertambah sebanyak 67 orang.

Sedangkan pada 6 Februari 2022, angka kematian bertambah sebanyak 27 orang. Meskipun jumlah keterisian tempat tidur di RS dan penambahan angka kematian ini jauh lebih rendah dari gelombang kedua varian Delta tahun lalu, masyarakat diimbau agar tidak menyepelekan situasi. Mari cegah penularan COVID-19, tetap terapkan protokol kesehatan, tuntaskan vaksinasi lengkap, dan batasi bepergian. Daftar vaksin dapat melalui aplikasi JAKI maupun langsung datang ke fasilitas kesehatan terdekat. (hop)