Kemiskinan(indianexpress.com)

Kastara.ID, Jakarta – World Bank atau Bank Dunia memperkirakan bahwa tingkat kemiskinan ekstrem masih akan berlanjut pada 2021. Hal itu lantaran, pertumbuhan ekonomi diprediksi mulai pulih tahun depan setelah dihantam oleh pandemi virus corona.

Sebelumnya, Bank Dunia memperkirakan resesi global tahun ini, yang merupakan resesi pertama sejak delapan dekade terakhir, membuat 70 juta hingga 100 juta orang masuk ke jurang kemiskinan ekstrem.

Sebelum pandemi terjadi, jumlah orang dengan kemiskinan ekstrem terus menurun. Sebagai catatan, garis kemiskinan ekstrem berada di level USD 1,9 atau Rp 26.600 per hari (asumsi kurs Rp 14 ribu per dolar AS) ke bawah.

Bank Dunia memprediksi ekonomi global tumbuh 4 persen pada 2021. Namun, negara dengan porsi kelompok miskin ekstrem terbesar dunia tidak akan tumbuh lebih cepat dibandingkan populasinya. Artinya, tingkat kemiskinan ekstrem kemungkinan besar tahun depan kemungkinan besar tidak akan turun.

Saat ini, sepertiga warga miskin dunia diprediksi ada di Nigeria, India, dan Republik Demokrasi Kongo. Namun, laju pertumbuhan pendapatan riil perkapita masing-masing cuma tumbuh -0,8 persen, 2,1 persen, dan 0,3 persen.

Lebih lanjut, Bank Dunia juga mengingatkan kawasan Asia Selatan akan mengalami lonjakan orang miskin terbesar karena pandemi corona, khususnya India.

Selain itu, sekitar 176 juta orang diprediksi akan tertekan ke bawah garis kemiskinan US$ 3,2 atau Rp 44.800 per hari (asumsi kurs Rp 14 ribu per dolar AS) di mana sepertiganya ada di Asia Selatan. (har)