Kastara.id, Jakarta – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menerima kunjungan Ketua Dewan Pers Yosep Adi P di kantornya di Jakarta (8/9). Dalam kunjungan tersebut Panglima TNI di dampingi Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Benny Indra, Kababinkum TNI Mayjen TNI Markoni, dan Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman. Sedangkan Ketua Dewan Pers Yosep Adi P yang didampingi oleh Wakil Ketua Pers Ahmad Djauhar, dan beberapa anggota Dewan Pers yaitu Sinyo H Sarundajang, Jimmy S, Ratna Komala, dan Lumongga S.

Menurut Gatot, kunjungan Ketua Dewan Pers ini dalam rangka memperkenalkan jajaran pengurus barunya periode 2016-2019. Selain itu, juga untuk mempererat tali silaturahmi dengan jajaran TNI sehingga diharapkan dalam pelaksanaan tugas di lapangan terjadi saling pengertian mengenai fungsi dan tugas antara kedua institusi sesuai undang-undang.

Dalam kesempatan tersebut juga membahas terkait insiden antara anggota TNI AU dan jurnalis di Lanud Suwondo Medan beberapa waktu lalu. “Saya minta maaf atas kejadian tersebut. Saat ini proses pemeriksaan sedang berjalan, dan saya pastikan ada sanksi tegas sesuai hukum yang berlaku. Apabila masalah ini tidak bisa terungkap, maka yang bertanggung jawab adalah komandannya dan komandannya tersebut harus bertanggung jawab,” kata Gatot.

Gatot mengatakan, prosedur penanganan masalah tersebut, saat ini sudah diberikan kepada POM Angkatan dan dalam hal ini POM TNI AU untuk melakukan investigasi. “Masalah ini tidak hanya melukai rekan-rekan jurnalis tetapi melukai hati rakyat. Ini yang saya kejar terus,” ujarnya.

Terkait penanganan kekerasan terhadap wartawan, Dewan Pers berpandangan akan menjadi preseden yang baik apabila ada penanganan hukum yang tuntas, karena kalau kekerasan jurnalis tidak jelas penegakan hukumnya itu merupakan catatan buruk untuk Indonesia.

Ketua Dewan Pers Yosep Adi P, berharap dan percaya kepada Panglima TNI dan jajarannya, mudah-mudahan bisa mengambil langkah efektif terhadap kasus tersebut. “Kami percaya itu dan kami tahu ada good will dari Panglima TNI dalam menyelesaikan masalah ini dan kami berterima kasih,” kata Yosep.

Yosep juga menyampaikan keinginannya agar Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dapat hadir dan melaksanakan penandatangan MoU pada saat pelaksanaan Hari Pers Nasional yang akan dilaksanakan tanggal 9 Februari 2017 di Ambon. Penandatangan MoU tersebut bertujuan untuk mensosialisasikan mengenai Buku Pers.

Yosep Adi menyatakan siap bekerjasama dan ini merupakan kesempatan yang sangat baik apabila internal TNI ingin melakukan semacam SOP peliputan wartawan di lingkungan TNI, baik itu latihan maupun pada saat operasi. “Terkait SOP tersebut, Dewan Pers telah memiliki beberapa MoU dengan beberapa lembaga diantaranya dengan Polri dan BNPT,” ujarnya.

Yosef menjelaskan MoU dan SOP seperti ini supaya rekan-rekan jurnalis paham dalam menempatkan diri ketika melaksanakan peliputan seperti kasus penggerebekan terhadap teroris, “Ya jangan siaran langsung karena ada hal-hal teknis yang harus dipahami”.

Menanggapi rencana MoU tersebut, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyetujui adanya kerja sama antara TNI dengan Dewan Pers. “Rekan-rekan jurnalis adalah bagian dari rakyat yang tugasnya dilindungi oleh undang-undang dan TNI wajib melindunginya,” katanya.

Gatot menambahkan, terkait beberapa kejadian kesalahpahaman antara prajurit TNI dengan wartawan, terutama bila terjadi kecelakaan alutsista pesawat terbang, semestinya juga ada pengertian dari kedua belah pihak.

“Saat terjadi insiden kecelakaan alutsista atau pesawat TNI, harap rekan-rekan jurnalis tidak langsung mendekatinya karena ini sangat berbahaya. Berikan waktu kepada prajurit saya untuk melakukan tugasnya mensterilkan area tersebut, baru jurnalis bekerja melaksanakan peliputan,” ujar Panglima TNI. (npm)