Kastara.id, Depok – Untuk ketiga kalinya, Yayasan Al-Fatih, Depok, menggelar seminar smart parenting di Gedung Sekarpeni, Depok, Minggu (10/9).

Dalam seminar yang bertajuk “Mendidik Karakter dengan Karakter”, pembicara tunggal Ida S Widayanti memberikan sejumlah fakta pendidikan di dalam sebuah keluarga. Menurutnya, salah satu yang menentukan adalah faktor orang tua yang membentuk karakter anak-anaknya.

Ida menjelaskan, raja pop dunia Michael Jackson bisa dijadikan contoh tentang sosok yang kehilangan masa kecilnya. Sampai bayangan wajah ayahnya sendiri ingin dihilangkan dari wajahnya. Kabarnya Michael Jackson akhirnya merasa puas setelah bayangan ayahnya benar-benar hilang melalui sejumlah operasi di wajahnya.

Di depan sekitar 200 peserta seminar yang juga menjadi orang tua didik di SDIT Al-Fatih, Depok, Ida juga menyampaikan soal komunikasi dalam keluarga. Pentingnya komunikasi akan membentuk keluarga yang bahagia, terutama membentuk karakter anak seperti yang diinginkan. Keluarga menjadi contoh yang paling utama dalam membentuk karakter anak.

Ida juga menyebutkan bahwa sejatinya sosok ayah lebih dominan dalam berkomunikasi dengan anak. Bahkan di dalam Alquran terdapat 17 dialog tematik dalam sembilan surat yang memuat dialog antara anak dan orang tuanya. Dari semua dialog tersebut ada 14 dialog antara ayah dengan anaknya. Jumlah yang lebih banyak dibandingkan dua dialog antara ibu dan anaknya, juga dengan sebuah dialog antara orang tua tanpa nama.

Ida pun menyarankan agar peran ibu dan ayah bisa berkolaborasi dalam berkomunikasi dengan anak. Hal ini akan memberikan dampak dalam membentuk karakter anak yang baik. Setidaknya melalui kata-kata yang baik akan menjadi contoh yang paling mudah ditiru dan melekat menjadi sebuah karakter pada anak.

Dengan seminar ini, Ida mencoba mengajak para orang tua untuk memberikan contoh sejak anak berusia dini, termasuk di periode emas di awal kelahiran anak.

Respons peserta seminar pun terlihat sangat positif. Bahkan beberapa peserta sempat mengajukan pertanyaan seputar kendala dalam memberikan pendidikan dalam keluarga, terutama kepada anak-anak yang dalam kondisi kekinian lebih banyak didominasi pengaruh dari dunia maya. (dwi)