Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, selain menyiapkan petugas, pihaknya juga telah melakukan pengecekan sarana prasarana yang meliputi tenda, perahu, ring buoys, jaket, pelampung, dan melaksanakan apel siaga bencana.

Selain itu, lanjut Isnawa, pihaknya juga melakukan simulasi pendirian tenda di 25 kelurahan rawan banjir serta beberapa kelurahan yang berpotensi rawan banjir.

“Kegiatan tersebut sudah berjalan sejak akhir September 2023 dan hingga 2 November telah dilakukan di 65 Kelurahan,” ungkap Isnawa, Jumat (10/11).

Dia menambahkan, pihaknya juga sudah mengintensifkan koordinasi dengan BNPB, BMKG para Wali Kota dan Bupati, Dinas Sumber Daya Air dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk menjalin kolaborasi dalam penanggulangan bencana.

“Kami juga membuka ruang partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan bencana banjir melalui Forum Pengurangan Risiko Bencana yang terdiri dari Lembaga dan institusi penanggulangan bencana lintas sektor,” ungkap Isnawa.

Dia menjelaskan, informasi cuaca terkini dan kondisi Tinggi Muka Air (TMA) disebarluaskan kepada masyarakat melalui kanal media sosial dan website bpbd.jakarta.go.id.

Peringatan dini terkait kenaikan TMA juga diinformasikan melalui Disaster Early Warning System (DEWS) dan SMS Blast. Sedangkan peringatan dini cuaca dapat diakses melalui website, media sosial, Whatsapp Group dan Channel Telegram.

Isnawa mengungkapkan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Fenomena El Nino Moderat diprediksi berlangsung hingga Februari 2024. Di sisi lain IOD (Indian Ocean Dipole) menunjukkan kondisi positif dan diprediksi bertahan hingga akhir tahun 2023.

“Meskipun fenomena El Nino menguat, kekeringan atau dampaknya akan berakhir begitu musim hujan datang,” tukas Isnawa.

Menurutnya, musim hujan di Indonesia biasanya disebabkan oleh Monsun Asia. Dia menjelaskan, Monsun Asia merupakan angin yang bergerak dari arah Barat Indonesia yang membawa massa udara lebih banyak yang menyebabkan gelombang tinggi, angin kencang, dan hujan deras.

Fenomena ini diprediksi mulai aktif memasuki wilayah Indonesia pada November 2023, namun datang lebih lambat dari biasanya, sehingga diperkirakan awal musim hujan 2023/2024 di wilayah Provinsi DKI Jakarta terjadi pada November 2023 dan puncaknya terjadi pada Januari sampai Februari 2024.

BPBD DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk bersiap siaga menghadapi potensi terjadinya bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor dan angin kencang di lingkungannya masing-masing.

Ditegaskan Isnawa, masyarakat dapat turut berperan serta melakukan upaya mitigasi secara mandiri di lingkungannya masing-masing. Antara lain dengan tidak membuang sampah sembarangan, menyiapkan tas siaga bencana, memperbarui informasi mengenai cuaca terkini melalui kanal-kanal media sosial BPBD dan website BPBD.

Kemudian, mengecek kondisi saluran air, memperhatikan kondisi tanah dan pohon di sekitar lingkungannya masing-masing. Apabila menemukan atau mengalami keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan, segera hubungi Call Center Jakarta Siaga 112 (bebas pulsa dan bisa diakses selama 24 jam nonstop) atau lapor melalui aplikasi JAKI pada fitur JakLapor. (hop)