Cheongsam

Kastara.ID, Jakarta – Meski masih dua pekan lagi, namun nuansa Tahun Baru Imlek 2571 sudah mulai terasa di sekitar kawasan pecinan Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. Apalagi, saat melangkahkan kaki ke Jalan Kemenangan III atau dikenal dengan daerah Petak Sembilan. Di sana, berjejer pedagang yang menjajakan aneka keperluan Imlek.

Dari sekian banyak pernak-pernik Imlek, salah satu yang paling banyak diburu adalah baju Cheongsam atau disebut pula Qipao. Busana tradisional Tiongkok dengan gaya rancang siluet yang mengikuti lekuk tubuh wanita dengan kerah dan kancing model Shanghai ini memang kerap jadi pakaian wajib pakai saat Imlek.

Cheongsam atau Qipao ini sebenarnya sudah ada sejak masa pemerintahan Dinasti Manchu, sekitar tahun 1636. Kala itu, Cheongsam menjadi pakaian untuk wanita bangsawan.

Cheongsam pun mengalami perubahan seperti sekarang karena pengaruh budaya Barat dan menjadi sangat popular di dunia pada 1920-1949. Busana ini semakin modis, ketika para wanita Hongkong memadukannya dengan jaket atau cardigan. Lumrah, jika pakaian ini pun banyak diburu kaum hawa.

Kurniawan (41), salah satu pedagang Cheongsam di Jalan Kemenangan III, Petak Sembilan mengatakan, penjualan busana tradisional China ini mengalami peningkatan menjelang Imlek. Jika pada hari biasa, hanya 20-30 potong, saat jelang Imlek bisa laku terjual 50 hingga 100 potong pakaian Cheongsam.

Berbagai ukuran dan jenis Cheongsam ia jual, mulai dari ukuran anak anak hingga orang dewasa. Untuk Cheongsam berbahan lokal dijual dengan harga Rp 45.000 sampai Rp 75.000, sedangkan Cheongsam berbahan impor dibanderol Rp 150.000 sampai Rp 350.000.

“Saat ini sudah mulai banyak pembeli. Tapi biasanya akan semakin ramai seminggu jelang Imlek,” ujarnya (10/1).

Lisnawati (46), warga Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, mengaku setiap tahun selalu membeli pakaian Cheongsam di kawasan Glodok ini.

“Saya beli baju ini untuk anak-anak, saya, suami, dan mertua, biar nanti dipakai sama-sama saat Imlek,” tandasnya. (hop)