Inovasi Disruptif

Kastara.id, Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengingatkan pelaku industri agar mengantisipasi inovasi disruptif dalam pengembangan industri. “Yang disruptif sebenarnya bukan teknologi tapi daya pikir yang memanfaatkan teknologi. Teknologi sendiri hanya enabler, yang berubah adalah cara pikir. Jadi ajak orang dan talenta untuk selalu mencari cara baru sehingga bisa membuat perusahaan resilience terhadap kompetisi.” paparnya dalam CEO Gathering 2018:15 Tahun PFI Membangun Daya Saing-Mengantisipasi Disruptive Innovation Dalam Pengembangan Industri di Balai Kartini, Jakarta (11/01).

Menteri Kominfo menjelaskan ada beberapa teknologi yang bisa digunakan sebagai enabler, di antaranya advanced robotic, artificial intelligence,Internet of Things, cloud computing, big data analytic, 3D printing, dan digital payment systems.

“Tahun 2030 menjadi patokan, karena kita akan mendapat bonus demografi, ekonomi kita 2,5 kali dari ekonomi sekarang. Selain itu Indonesia berpeluang jadi ekonomi terbesar ke-5 di dunia. Yang terpenting adalah bagaimana mengubah mindset dan pola pikir kita dengan mencari proses baru. Semua perusahaan yang monopoli dan oligopoli akan terdisrupsi oleh cara pikir,” jelasnya.

Menteri Rudiantara menambahkan, saat ini terjadi perpindahan dalam ekonomi Indonesia. “Ekonomi kita shifted ke services. Begitu juga behaviour anak muda kita yang berubah. Sekarang anak muda jarang membeli baju tapi lebih suka leisure seperti nonton, jalan, dan backpacker,” pungkasnya. (nad)