Pelni

Kastara.ID, Jakarta – Komisaris Independen PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Kristia Budhyarto dikabarkan menemui Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis. Pertemuan tersebut diketahui melalui unggahan di akun twitter Kristia, @kangdede78 (11/4). Dalam unggahannya, pria yang bisa disapa Dede itu menampilkan video kedatangannya di Pesantren Cendekia Amanah, Cilodong, Depok, Jawa Barat, yang disambut Kyai Cholil.

Dede menyebut kedatangannya untuk bersilaturahmi dengan Kyai Cholil untuk minta maaf lantaran telah membuat kegaduhan terkait pembatalan acara Kajian Ramadan Online. Dede menyatakan, kajian tersebut tidak dibatalkan dan tetap diselenggarakan oleh PT Pelni. KH Cholil Nafis diketahui menjadi salah satu penceramah dalam kajian yang akan diselenggarakan secara online setiap Kamis selama bulan Ramadan.

Relawan Jokowi pada Pilpres 2019 itu menuturkan, yang dibatalkan hanya isi flayer yang sebelumnya beredar di media sosial. Dede menyebut flayer tersebut memuat beberapa ustadz yang akan menjadi peceramah dalam kajian Ramadan tersebut. Dede juga menampik tuduhan pembatalan kajian lantaran diduga terpapar radikalisme.

Sementara KH Cholil Nafis mengatakan pihaknya telah berkoodinasi dengan PT Pelni untuk menyelenggarakan kajian selama Ramadan. Melalui cuitan di akun twitter-nya @cholilnafis, Ketua Bidang Dakwah MUI ini menyatakan berdasarkan pengakuan Dede, kegiatan dakwah di PT Pelni tetap dilakukan. Hal ini sebagai bagian dari upaya pembinaan mental atau bintal di Pelni. Nantinya Pelni akan melibatkan MUI dalam kegiatan dakwah tersebut.

Sebelumnya diberitakan, publik sempat dihebohkan dengan kabar pembatalan acara kajian Ramadan Online di PT Pelni. Bahkan pejabat yang menjadi panitia acara tersebut terkena sanksi dan dicopot dari posisinya. Dede yang menyampaikan pembatalan melalui akun twitter-nya mengatakan, kajian tersebut diketahui tidak mendapat izin direksi lantaran dikhawatirkan terpapar radikalisme.

Dalam cuitan yang diunggah pada Kamis (8/4), Dede menuliskan, “Selain itu pejabat yg terkait dgn kepanitiaan acara tsb telah DICOPOT. Ini pelajaran sekaligus WARNING kpd seluruh BUMN, jangan segan-segan MENCOPOT ataupun MEMECAT pegawainya yg terlibat radikalisme. Jangan beri ruang sdktpun, BERANGUS,”

Informasi yang sudah beredar di media sosial, kajian Ramadhan Online itu seharusnya menampilkan beberapa penceramah, antara lain Ustadz Firanda Andirja, Ustadz Rizal Yuliar, Ustadz Syafiq Riza Basamalah, dan KH Cholil Nafis. (ant)