Jalan Layang MBZ

Kastara.ID, Jakarta – Anggota DPR RI Fadli Zon mempertanyakan keputusan pemerintah menjadikan Sheikh Mohammed Bin Zayed (MBZ) sebagai nama Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek. Fadli menilai masih banyak nama pahlawan yang berjasa bagi bangsa dan negara Indonesia yang lebih layak dijadikan nama jalan.

Melalui cuitan di akun twitterrnya, @fadlizon, Senin (12/4), politisi Partai Gerindra ini juga mempertanyakan apa jasa putra mahkota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) bagi Indonesia. Itulah sebabnya Fadli meminta pemerintah meninjau kembali keputusan menggunakan MBZ sebagai nama jalan tol layang Jakarta-Cikampek. Mohammed bin Zayed adalah putra mahkota Abu Dhabi yang juga putra Presiden Pertama Uni Emirat Arab (UEA).

Penyataan serupa disampaikan oleh mantan Jurubicara Presiden keempat RI, Abdurachman Wahid atau Gus Dur, Adhie Massardi. Melalui akun twitternya, @AdhieMassardi, Senin (12/4), Adhie mengatakan, penjelasan penggunaan nama tokoh UEA tersebut untuk jalan tol terlalu sederhana. Terlebih MBZ saat ini masih hidup. Jika hanya untuk menjaga hubungan baik, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini menyebut masih bisa menggunakan cara lain, salah satunya dengan menjadikan nama salah satu kota di UEA.

Adhie mencontohkan nama Jalan Casablanca di Jakarta Selatan. Hal ini sebagai cara menjaga hubungan baik dengan negara Maroko. Casablanca, Ibukota Maroko juga menjadi sistercity bagi Jakarta. Adhie juga menyoroti kondisi saat ini yang di media sosial banyak ditemui gerakan anti-kadrun atau anti semua yang berbau Arab. Penggunaan nama Mohammaed bin Zayed pun menurut Adhie menimbulkan pertanyaan, ada apa sebenarnya ini?

Seperti diketahui pemerintah secara resmi mengubah nama Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek dari semula Tol Japek Elevated menjadi Jalan Tol Layang Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ). Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno menjelaskan penggunaan nama MBZ sebagai bentuk upaya menjaga hubungan baik dengan Uni Emirat Arab.

Saat memberikan sambutan di acara peresmian nama jalan tol MBZ, di akses tol layang, kilometer 10A, Senin 12 April 2021, Pratikno menjelaskan hubungan baik Indonesia-UEA sudah terjalin selama 45 tahun sejak 1976. Hadir dalam acara tersebut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Duta Besar RI untuk UEA Hasan Bagis, dan Duta Besar UEA untuk Indonesia Abdullah Salem Obeid Al Dhaheri.

Nama MBZ diabadikan sebagai pengganti nama Jalan Tol Layang Japek berdasarkan Surat Izin Menteri PUPR Nomor BM.07.02-Mn/635, tertanggal 8 April 2021. (ant)