UI

Kastara.ID, Jakarta – Ahli epidermilogi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono meragukan kebenaran informasi tentang 4.123 pemudik yang dinyatakan positif Covid-19. Pandu menilai data yang dikemukakan pemerintah tidak akurat dan tidak menggambarkan kondisi sebenarnya.

Saat memberikan keterangan (11/5), Pandu mempertanyakan cara pemilihan pemudik yang dites. Dia juga mempertanyakan keakuratan alat tes serta metode yang dipakai. Pandu yakin pemilihan orang yang dites tidak menggunakan metode random sampling. Sehingga tidak bisa dikatakan mewakili kondisi pemudik secara keseluruhan.

Metode sampling yang tidak akurat menurut Pandu kerap memunculkan false positif. Sehingga informasi yang dihasilkan tidak bisa dipercaya.

Pandu menilai data yang disampaikan pemerintah terkait pemudik positif Covid-19 cenderung berlebihan. Ia pun meragukan angka 4.123 orang pemudik yang disebut tertular virus corona. Pandu menyebut sangat overestimated dan tidak mungkin setinggi itu.

Sebelumnya, Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto menginformasikan 4.123 pemudik diketahui positif Covid-19. Hal itu setelah pemerintah melakukan tes acak terhadap para pemudik. Hasilnya, 60 persen lebih pemudik yang dites terkonfirmasi positif Covid-19.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini menyatakan secara umum pengetatan yang dilakukan di 381 lokasi. Operasi Ketupat yang dilakukan pihak kepolisian berhasil menjaring 6.742 untuk dilakukan tes Covid-19. Hasilnya 4.123 orang dinyatakan positif.

Dalam keterangan persnya (10/5), Airlangga menuturkan sebanyak 1.686 orang telah menjalani isolasi mandiri. Sedangkan 75 orang dirawat di rumah sakit. Selama pelaksanaan operasi ketupat, total kendaraan yang dicek petugas di lapangan sebanyak 113.694.

Sebanyak 101.097 kendaraan diminta putar-balik. Selain itu terdapat 346 travel gelap yang terjaring operasi ketupat. Terhadap mereka dikenakan sanksi sesuai aturan yang berlaku. (ant)