Nadiem Makarim

Kastara.ID, Jakarta – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Pendidikan Tinggi Totok Suprayitno mengatakan, Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter yang akan menggantikan Ujian Nasional (UN) akan digelar di pertengahan jenjang sekolah siswa.

Untuk Sekolah Dasar (SD), Asesmen dilakukan di kelas empat; untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kelas delapan; dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di kelas sebelas.

Totok mengatakan, ada sejumlah kekhawatiran akan hilangnya motivasi siswa dalam belajar jika UN dihapuskan dan motivasi belajar siswa seharusnya tidak dinilai hanya di akhir masa sekolah saja.

Asesmen ini diharapkan akan dilakukan secara berkala oleh guru agar bisa menjadi tolak ukur pencapaian siswa.

Tes asesmen ini berbentuk serupa dengan Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA), Trends International Mathematics and Science Study (TIMSS), dan Athletic Coping Stress Inventory (ACSI) di luar negeri.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyampaikan rencana penghapusan UN dalam rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan (11/12).

Pertimbangan dari wacana ini, dikatakan Nadiem, karena UN punya banyak masalah. Beberapa di antaranya UN dianggap terlalu padat materi, sehingga murid hanya fokus menghafal dan banyak membuat murid stress.

Wacana ini menuai berbagai reaksi dari sejumlah pihak. Kebanyakan di antara mereka khawatir hilangnya UN akan membuat siswa jadi tidak termotivasi belajar. (ant)