Jhoni Allen Marbun

Kastara.ID, Jakarta – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo kembali membuat pernyataan mengejutkan. Kali ini Gatot membongkar rahasia terkait pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (5/3) lalu.

Saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa di Trans7, Rabu (10/3), Gatot mengaku sempat bertemu dengan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko. Pertemuan di suatu tempat itu menurut Gatot membahas rencana tentang kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat yang diselenggarakan di Deli Serdang.

Itulah sebabnya Gatot tidak terkejut jika pada akhirnya Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB. Gatot menyatakan apa yang terjadi dalam KLB sama persis dengan apa yang disampaikan Moeldoko dalam pertemuan itu.

Gatot juga kembali mengulang pengakuannya sempat didatangi beberapa orang dan mengajak melakukan kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menolak tawaran itu lantaran menganggap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ayahanda AHY, pernah berjasa dalam karier militernya.

Gatot menegaskan orang yang mendatanginya dan menawarkan melakukan kudeta adalah yang ikut sama-sama bangun Partai Demokrat bersama SBY.

Sementara itu Sekretaris Jenderal Partai Demokrat versi KLB Jhoni Allen Marbun membantah pernyataan Gatot. Menurut Jhoni Allen tidak pernah ada yang menawarkan dan mengajak Gatot melakukan kudeta terhadap AHY. Jhoni juga meminta Gatot mengungkapan siapa nama orang yang mengajaknya melakukan kudeta.

Saat memberikan pernyataan (11/3), Jhoni mengatakan untuk bisa mencapai jabatan Panglima TNI dan berpangkat Jenderal bintang empat bukan sesuatu yang mudah. Itulah sebabnya Jhoni meminta Gatot tidak asal bunyi atau asbun.

Jhoni pun membandingkan Gatot dan Moeldoko. Keduanya diketahui pernah menjabat Panglima TNI. Jhoni menyebut saat masih menjabat jadi Panglima TNI di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gatot malah sibuk berkampanye. Selain itu menurut Jhoni, Gatot adalah satu-satunya Panglima TNI yang diganti sebelum pensiun.

Hal ini menurut Jhoni karena intensitas Gatot dipertanyakan. Anggota Komisi V DPR ini menambahkan, seharusnya seorang panglima harus loyal kepada negara dan tugas-tugasnya. (ant)