Hakekok

Kastara.ID, Jakarta – Kabid Humas Polda Banten Kombes Edy Sumardi mengatakan, polisi berhasil membongkar kelompok aliran yang sesat. Kelompok bernama Hakekok yang berada di Desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang. Salah satu ritual aliran Hakekok adalah mandi bareng tanpa busana.

Saat memberikan keterangan (12/3), Edy menjelaskan aliran tersebut sebenarnya sudah ada sejak lama tapi terhenti karena pimpinannya Abah Edi meninggal dunia. Selanjutnya aliran Hakekok muncul lagi dan dipimpin oleh seorang bernama Arya dan dimasukkan ritual sesat, termasuk ritual mandi bersama.

Edy menuturkan, ritual tersebut dikenal dengan ajaran Balaka Suta. Arya diduga mengajak para pengikut aliran Hakekok mandi secara bersama-sama tanpa mengenakan busana. Laki-laki dan perempuan bercampur tanpa ada pembatas.

Ritual mandi bareng dilakukan di wilayah Perkebunan Sawit PT Globalindo Agro Lestari (GAL), Desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Kamis (11/3), pukul 10.00 WIB. Warga yang mengetahui hal itu langsung melaporkan ke aparat keamanan. Polisi pun segera mendatangi lokasi dan mengamankan beberapa orang.

Edy menambahkan saat ini polisi terus mendalami kasus ini. Sebanyak 16 orang sudah diamankan guna dimintai keterangan.

Sementara Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten, KH AM Romly menyebutkan, aliran Hakekok sudah ada sejak lama. Sempat tenggelam dan kini muncul lagi. Namun menurut Kyai Romly, pengikut aliran Hakekok tidak terlalu banyak. Meski demikian pengikut aliran tersebut tidak hanya di Pandeglang. Kyai Romly menyebut pengikut aliran Hakekok juga ada di Lebak, Serang, dan Tangerang.

Saat memberikan keterangan (12/3), Kyai Romly menegaskan, ritual aliran Hakekok tidak sesuai dengan ajaran agama di Indonesia. Secara syariat, agama tidak mengajarkan melaksanakan ibadah dengan cara tanpa busana berjemaah.

Kyai Romly menduga pengikut aliran Hakekok tertarik karena kurang memiliki pengetahuan agama yang baik. Selain itu juga ditambah dengan beban dan himpitan hidup. Mereka lalu mencari keluar namun salah arah. Kyai Romly menjelaskan, MUI akan segera melakukan pembinaan terhadap warga yang mengikuti aliran Hakekok. Hal ini guna tidak muncul keresahan yang dikeluhkan masyarakat. (ant)