Ramadan

Kastara.ID, Depok – Staf Ahli Wali Kota Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan, Mohammad Fitriawan menyampaikan tausiah Ramadan 1443 Hijriah malam ke-11. Tausiah kali ini dengan tema ‘Orientasi Hidup Seorang Muslim.’

Fitriawan mengisahkan, ada seorang pemuda bernama Rabi’ah bin Ka’ab yang selalu berada di samping Rasulullah SAW dan melayani berbagai keperluan Rasulullah sepanjang hari. Pada suatu hari Rasulullah ingin membalas segala kebaikan Rabi’ah, dengan memberikan sesuatu keperluannya: “Wahai Rabi’ah, katakanlah permintaanmu, nanti kupenuhi!”.

Setelah diam sejenak, Rabi’ah menjawab: “Ya Rasulullah, berilah saya sedikit waktu untuk memikirkan apa sebaiknya yang akan kuminta. Setelah itu, akan ku beritahukan kepada Anda, ”

“Baiklah kalau begitu,” jawab Rasulullah.

“Rabi’ah bin Ka’ab adalah seorang pemuda miskin. Dalam hati, Rabi’ah ingin meminta kekayaan dunia agar terbebas dari kefakiran. Ia ingin punya harta, istri, dan anak seperti para sahabat yang lain,” ujar Fitriawan yang dimuat situs resmi pemkot Depok (12/4).

Cerita berlanjut, namun, hati kecil Rab’iah berkata, “Celaka engkau, wahai Rabi’ah ! Kekayaan dunia akan lenyap. Mengapa engkau tidak meminta kepada Rasulullah agar mendoakan kepada Allah kebajikan akhirat untukmu?”.

Hatinya mantap dengan hal tersebut. Kemudian ia datang kepada Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, saya mohon agar engkau mendoakan kepada Allah agar menjadi temanmu di surga.”

Agak lama Rasulullah SAW terdiam, lalu beliau berkata, “Apakah tidak ada lagi permintaamu yang lain?”

“Tidak, ya Rasulullah. Tidak ada lagi permintaan yang melebihi permintaanku tersebut,” jawab Rabi’ah bin Ka’ab.

“Kalau begitu, bantulah aku dengan dirimu sendiri. Perbanyaklah sujud,” kata Rasulullah.

Dari cerita tersebut, Fitriawan menuturkan, setidaknya terdapat dua hikmah yang dapat diambil. Pertama, kesederhanaan dan kehati-hatian seorang sahabat (Rab’iah bin Ka’ab) terhadap orientasi hidup.

Orientasi kebahagiaan akhirat (surga) beliau telah mengalahkan berbagai keinginan tentang keduniawian. Hal ini mengingatkan kita untuk tetap fokus dan istiqomah dengan tujuan hidup  kebahagiaan di akhirat kelak, serta tidak mudah tergelincir dengan berbagai kenikmatan duniawi yang dapat melalaikan kepada Allah SWT.

Kedua, adalah kebahagiaan akhirat tidak bisa didapat begitu saja. Perlu dibarengi dengan memperbanyak sujud dan ibadah lainnya, serta taat kepada Allah SWT tentunya. (dha)