Salam

Kastara.ID, Surabaya – Khatib Suriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) KH Syafruddin Syarif menyatakan, imbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim tentang salam lintas agama sudah tepat. Pasalnya setiap agama pasti mempunyai prinsip masing-masing. Itulah sebabnya toleransi tidak boleh memasuki wilayah prinsip agama tersebut.

Saat berbicara kemarin (12/11), pria yang biasa dipanggil Gus Syafruddin ini mengatakan, pejabat yang beragama Islam tidak perlu menggunakan salam dalam agama Budha, Hindu, dan sebagainya. Gus Syafruddin pun menyitir ayat dalam Alquran, Lakum Diinukum Wa Liyadin yang artinya bagimu agamamu dan bagiku agamaku.

Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatuddin al-Islami Probolinggo ini menambahkan, PWNU Jatim telah melakukan pengkajian dan pembahasan terkait salam lintas agama melalui bahtsu masail, yakni forum diskusi yang terdiri dari para ahli ilmu agama, terutama fikih dari seluruh pesantren di Jatim. Hasilnya, forum bahtsul masail memberikan rekomendasi, yakni menganjurkan pejabat muslim mengucapkan salam sesuai ajaran Islam saat menghadiri acara resmi.

Ucapan Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh bisa diikuti ucapan salam nasional, seperti selamat pagi atau salam sejahtera. Meski demikian PWNU Jatim tidak melarang pejabat muslim mengucapkan salam lintas agama, terutama dalam kondisi dan situasi tertentu. Hal itu bisa dilakukan untuk menjaga persatuan bangsa dan menghindari perpecahan.

Gus Syafruddin mengharapkan, hasil forum bahtsul masail PWNU Jatim bisa meredakan polemik yang muncul terkait salam lintas agama.

Seperti diketahui, MUI Jatim telah mengeluarkan imbauan agar pejabat yang beragama Islam tidak mengucapkan salam lintas agama. Pejabat muslim cukup mengucapkan salam dalam agama Islam dan tidak perlu mengucapkan salam dalam semua agama. Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori menyatakan, imbauan tersebut hanya bersifat tausiyah dan bukan fatwa. (yan)