Hillary Brigitta Lasut

Kastara.ID, Jakarta – Pandemi Covid-19 secara tidak langsung memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), termasuk di bidang bisnis dan edukasi pendidikan.

Menurut Anggota Komisi I DPR RI, Hillary Brigitta Lasut, masyarakat di negara-negara maju sudah sangat familiar dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang kegiatan sehari-sehari. Hal Ini bukan hanya karena situasi pandemi Covid-19.

Ini dikarenakan mereka sudah tidak lagi khawatir untuk memanfaatkan teknologi sebagai penunjang pendidikan. Salah satunya adalah dengan sistem pembelajaran semi online.

Ia pun berharap masyarakat di Indonesia bisa memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk segala hal, termasuk di bidang bisnis dan edukasi pendidikan.

“Untuk di Indonesia sendiri sebenarnya ini bisa menjadi ajang dari institusi pendidikan dan lembaga pemerintahan yang bertanggung jawab di bidang pendidikan sebagai momentum untuk tidak perlu lagi melakukan sosialisasi yang panjang. Masyarakat mau tidak mau akan beralih dengan sendirinya,” kata Hillary Brigitta Lasut dalam web dan seminar (webinar) Merajut Nusantara dengan tema “Pemanfaatan TIK sebagai Media Edukasi dan Bisnis”, yang diselenggarakan Badan Aksesibilitas Teknologi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Jumat (13/11).

Menurut dia, pemanfaatan media teknologi secara daring dan media lainnya yang sesuai dengan konektivitas internet yang ada pada masing-masing wilayah di Indonesia diharapkan dapat menjadi jalan keluar untuk keberlangsungan aktivitas masyarakat selama masa pandemi. Terutama dari aspek edukasi dan bisnis.

Di masa pandemi, terang dia, peran TIK pada bidang edukasi yakni dalam pembelajaram sehari-hari sering dijumpai kombinasi teknologi audio dan data, video dan data, audio dan video, dan internet. Kemampuan dan karakteristik internet membuat e-learning menjadi lebih efektif dan efisien.

Menurut dia, dengan hadirnya e-learning setiap siswa bisa mengakses materi pembelajaran yang disediakan di situs. Siswa bisa berinteraksi dengan guru atau dengan siswa lain tanpa harus hadir di kelas. Materi pembelajaran online membuat siapa saja bisa mengakses materi tersebut tanpa dibatasi jarak dan waktu.

Kendati demikian, ia menyadari bahwa di Indonesia masih banyak kendala yang ditemui terkait hal ini. Termasuk dalam penerapan pembelajaran online, khususnya bagi tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) yang masih butuh bersosialisasi.

Namun, ia sangat yakin jika lompatan-lompatan kemajuan di bidang pendidikan dilakukan dengan baik, maka menuju Indonesia maju akan menjadi lebih cepat.

Sedangkan peran TIK dalam bidang bisnis, perlunya efisien waktu dan biaya membuat pelaku bisnis merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan TIK menyebabkan perubahan pada kebiasaan kerja, contohnya penerapan ERP (Enterprise Resource Planning).

“Hal tersebut sangat terbantu dengan munculnya berbagai aplikasi dan layanan e-business, e-commerce, dan e-banking,” terang Hillary.

Turut tampil sebagai pembicara pada webinar ini yakni Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Madya Kominfo Aris Kurniawan dan Wakil Ketua Umum GAMKI Ivanhoe Semen. (rso/nth)