Indonesia Corruption Watch (ICW)

Kastara.ID, Jakarta – Indonesia Corruption Watch (ICW) mempertanyakan keberadaan para mantan aktivis yang saat ini menduduki jabatan penting di pemerintahan. Pasalnya para mantan aktivis tersebut hanya diam saja saat pemerintah pimpinan Presiden Jokowi terlihat tidak berpihak pada agenda pemberantasan korupsi. Padahal beberapa aktivis tersebut dulunya dikenal sangat keras menentang korupsi.

Dalam cuitan di akun instagram ICW, @sahabaticw yang diunggah pada Kamis (12/9), ICW bahkan membuat gambar mantan Koordinator ICW Teten Masduki. Namun gambar tersebut disertai tulisan “DICARI.” Dalam gambar terserbut disertakan pula keterangan “Hilang karena terlalu dekat dengan istana.” Teten diketahui saat ini menjadi Koordinator Staf Khusus Presiden.

Koordinator ICW Adnan Topan Husodo menyebut unggahan tersebut merupakan bentuk kekecewaan masyarakat sipil dan pegiat antikorupsi atas revisi UU KPK. Adnan menambahkan, pihaknya kecewa dengan langkah Presiden Jokowi mengeluarkan Surat Presiden yang membahas revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.

Saat berbicara pada Jumat (13/9), Adnan menyebut pihaknya menyesalkan beberapa mantan aktivis yang tidak bersikap dengan upaya pelemahan KPK yang terjadi saat ini. ICW berharap para mantan aktivis tersebut tetap memegang teguh independensi dan sikap yang tak bisa dipengaruhi.

Selain Teten Masduki, mantan aktivis yang juga berada di pemerintahan antara lain mantan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ifdhal Kasim, dan Komisaris Utama PT Adhi Karya Fadjroel Rachman.

Selain itu ada pula anggota Dewan Komisaris Pertamina Alexander Lay, Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani, Komisaris Utama BRI Andrinof Chaniago, dan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Abetnego Tarigan.

Sementara itu Teten Masduki enggan berkomentar tentang unggahan ICW tersebut. Meski demikian Teten memahami kemarahan ICW dan pegiat antikorupsi. Hal serupa dilakukan Johan Budi yang memilih tidak berkomentar. (rya)