Buku Agama Islam

Kastara.ID, Bekasi – Kemenag merilis Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) yang akan digunakan di sekolah mulai tahun 2020. Rilis ditandai dengan penyerahan buku dari Menag Fachrul Razi kepada Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud.

Rilis buku ini bersamaan dengan pembukaan Sarasehan Bulan Bakti PAI di Kota Bekasi. Tampak hadir Hani Fachrul Razi, Dirjen Pendidikan Islam Kamarudin Amin, Direktur Pendidikan Agama Islam, serta ratusan guru PAI dan pengawas guru yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.

Menurut Menag, guru PAI berperan penting dalam membangun karakter anak yang tangguh. Guru PAI juga berperan dalam mengendalikan paham kegamaan yang intoleran melalui pendidikan agama Islam yang mencerdaskan.

Indonesia, lanjut Menag, adalah negara yang sangat menjunjung tinggi penghargaan atas keberagaman. Karenanya, sikap saling menghargai dan menjunjung toleransi sangat penting bagi setiap warga negara khususnya dalam menjalankan keyakinan agamanya masing masing.

“Sikap moderat harus terus dikembangkan di negara Indonesia. Esensi kehadiran agama Islam adalah menjaga harkat martabat manusia dan membawa misi damai,” tegas Menag, Sabtu (14/12).

“Moderasi bergama masih menjadi pekerjaan besar kita, khususnya di lingkungan dunia pendidikan melalui PAI termasuk pendidikan budi pekerti. Islam adalah agama keseimbangan dan rahmatan lil Alamin,” sambungnya.

Buku teks PAI bagi siswa SD/SMP/SMA dirilis setelah melalui tahap review dan uji publik. Proses review dilakukan oleh puluhan guru dan pengawas PAI. Hasil review ditindaklanjuti oleh tim penulis dengan memperbaiki naskah bersama dengan tim ilustrator dan layout.

Terpisah, pada akhir September 2019, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengatakan, buku teks PAI untuk sekolah merupakan produk legacy kemajuan pendidikan Islam di Indonesia,.

Menurutnya, buku PAI disusun dengan mempertimbangkan tiga hal sebagai distingsi. Pertama, buku tersebut memberikan pemahaman yang benar kepada anak-anak agar dapat membentuk pribadi muslim yang saleh dan bisa menjalankan agamanya dengan baik. Kedua, menanamkan kepada anak-anak bagaimana fungsi agama dapat mempererat hubungan sosial, saling menghargai perbedaan ras dan agama, sehingga terbentuk individu yang toleran dan religius.

Ketiga, guru harus atraktif dan interaktif, sehingga pesan dan isi dari buku tersebut dapat disampaikan dengan menarik.

“Pendidikan Agama Islam di sekolah tidak hanya membuat anak-anak itu pintar, tapi harus dapat membentuk kepribadian anak sesuai dengan perkembangan zaman,” ujarnya.

“Buku PAI yang baik harus dapat membawa guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan,” tandasnya. (put)