Pertamina Energy Forum 2017

Kastara.id, Jakarta – PT Pertamina (Persero) kembali menggelar Pertamina Energy Forum (PEF) 2017 sebagai bagian dari rangkaian perayaan HUT Pertamina ke-60. Mengusung tema Striving Towards Sustainable Energy, PEF berlangsung selama dua hari pada 12-13 Desember 2017.

Dalam sesi terakhir hari kedua PEF 2017 SVP Corporate Strategy Growth PT Pertamina Daniel S Purba mengatakan, perusahaan dalam sepuluh tahun terakhir telah mengembangkan berbagai sumber energi terbarukan dengan aksi nyata. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk keluar dari zona nyaman dan menyikapi perubahan lingkungan energi global yang sangat cepat berubah.

“Yang sudah dijalankan antara lain pengembangan panel surya yang ditempatkan di sejumlah kantor operasional dengan akses listrik terbatas dan juga kantor pusat sebesar 1-2 MW, serta proyek bioethanol dengan menggunakan napier gras atau rumput gajah dan juga sedang mengkaji biomasa potensial lainnya khususnya sampah perkebunan. Sementara untuk proyek pengolahan bioavtur dan biofuel menggunakan fasilitas refinery yang sudah dimodifikasi,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Kamis (14/12).

Selain itu, Pertamina bekerja sama dengan sejumlah lembaga penelitian juga mengembangkan katalis Hydroteated Biodiesel yang digunakan untuk membantu mengkonversi minyak mentah dan minyak sawit menjadi minyak diesel berkualitas.

“Guna mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan, Pertamina terbuka untuk melakukan kerja sama dan aliansi strategis baik dalam aspek pembiayaan maupun teknologi. Selain itu, juga terus mengembangkan model bisnis yang sesuai dengan perusahaan dan terus mencari peluang bisnis yang potensial di masa depan,” ujar Daniel.

Sementara Director Center of Waste Management Indonesia Bayu Indrawan mengungkapkan, sulitnya mendapatkan pendanaan dari investor lokal untuk pengembangan proyek energi terbarukan. “Investor di Indonesia boleh dibilang sangat unik, karena hanya berupa rencana dinilai belum bagus, harus ada pilot proyek yang sudah dilaksanakan dan sudah bisa menghasilkan laba, setelah itu baru mereka percaya, dan tertarik untuk menanamkan uang,” sebutnya.

Proyek pertama yang dilaksanakan Bayu bekerja sama dengan perusahaan pengembang di kawasan Kota Tangerang yang mengkonversi sampah komplek perumahan menjadi bahan padat seperti batubara untuk bahan bakar pembangkit biomasa.

“Ada dua sumber pemasukan yang didapat dari pengelolaan sampah perkotaan, pertama dari pengumpulan sampah dari perumahan dan dari listrik yang dihasilkan. Jika skalanya besar bisa menggunakan model bisnis yang biasa, namun jika lebih kecil bisa mengedepankannya sebagai public service bekerja sama dengan pemerintah daerah,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan, dengan berbagai kemajuan di bidang teknologi, kehadiran sumber-sumber energi baru dan terbarukan terus berkembang.

“Industri power plant, vehicle yang selama ini menggunakan sumber energi fosil terus berevolusi dengan memanfaatkan sumber-sumber energi baru yang lebih berkelanjutan. Perusahaan-perusahaan migas tidak bisa hanya berdiam diri, begitu pun dengan Pertamina. Era beyond oil sudah di depan mata,” jelas Arief saat penutupan acara PEF 2017.

Menurut Arief, melalui Pertamina Energy Forum, Pertamina juga ingin membuka wacana dan wawasan mengenai hal-hal yang menjadi tantangan khususnya di sektor energi. Ia berharap berbagai ide dan perfektif baru yang diperoleh dari PEF 2017, dapat berguna untuk menjadikan Pertamina sebagai perusahaan energi yang sustainable.

“Kita dapat melihat dari best practices yang telah dipaparkan selama dua hari ini, bagaimana para pelaku dan pemangku kepentingan terkait industri energi bersinergi satu sama lain untuk mewujudkan pengembangan energi yang berkelanjutan. Tak lupa, kami juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan kepada Pertamina hingga mampu bertahan lebih dari 60 tahun di negeri yang kita cintai,” pungkasnya. (mar)