Pemudik

Kastara.ID, Jakarta – Arus mudik Lebaran 2023 sudah dimulai. Sebagian warga Jakarta sudah melakukan perjalanan mudik dan sebagian lagi sedang mempersiapkan diri menunggu dimulainya cuti bersama pada 19 April 2023 untuk pulang ke kampung halaman masing-masing. Mudik bukan perjalanan biasa, karena selain sudah menjadi tradisi menjelang Hari Raya Idul Fitri, mudik juga berarti kembali mempererat persaudaraan dan persatuan setelah setahun terpisah jarak dan waktu.

Anggota MPR RI/DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, tradisi mudik adalah implementasi nyata dari nilai sila ketiga Pancasila yaitu persatuan. Momentum berkumpul setahun sekali dan bercengkrama dengan keluarga besar, sanak saudara, tetangga serta orang sekampung akan terus menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan.

“Mudik lebaran yang sudah menjadi tradisi di Indonesia adalah momentum bagi bangsa ini untuk lebih mengeratkan rasa persatuan dan kesatuan. Dengan mudik, warga perantau di Jakarta dan kota besar lain yang sehari-hari bermobilitas tinggi, menyalami kembali kehangatan dan keakraban antarsesama warga negara. Dengan mudik, terjadi pembaharuan dan transformasi hubungan sosial dengan masyarakat sekampung atau se-daerah yang dampaknya sangat positif untuk menguatkan persatuan kita sebagai sebuah bangsa,” ujar Fahira Idris di sela Sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI) dan buka puasa bersama di Kepulauan Seribu, Jakarta, Ahad (16/4).

Menurut Fahira Idris, mudik menjadi perekat persatuan juga dikarenakan spirit saling memaafkan yang mampu memecah ego, perselisihan, dan sekat-sekat kebencian yang menjadi ‘musuh utama’ persatuan. Nilai dan prinsip persatuan yang membutuhkan rasa persaudaraan dan saling menghargai menjadi bagian integral dari perayaan Idul Fitri dan tradisi mudik.

Tidak hanya itu, mudik juga berdampak besar terhadap ekonomi bangsa. Pada musim mudik Lebaran 2022 lalu saja Bank Indonesia menyebutkan perputaran uang mencapai Rp 180,2 triliun. Sementara pada tahun 2023, diproyeksikan perputaran uang akan mencapai sekitar Rp 246 triliun. Momentum berbagi rezeki saat mudik juga membuat hubungan antar warga negara semakin hangat dan akrab.

“Spirit keguyuban dan persaudaraan yang menjadi warna tiap mudik lebaran inilah yang menjadi salah satu pondasi persatuan kita. Mudik lebaran kian menyempurnakan etos persaudaraan yang memang harus terus kita pulihkan dan jaga. Mudik lebaran juga menjadikan momen rekonsiliasi untuk memulihkan persatuan bangsa,” pungkas Senator Jakarta ini. (dwi)