KRI John Lie

Kastara.ID, Jakarta – Bantu pengawasan Natuna, Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengirimkan empat kapal perang. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi masuknya puluhan kapal nelayan dan coast guard China ke perairan Natuna Utara yang masuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Diketahui, ada empat kapal perang milik TNI AL dikerahkan ke perairan Natuna untuk membantu kapal Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan kapal patroli dari instansi terkait guna merespons tindakan kapal China yang mengklaim kawasan hak berdaulat Indonesia.

Empat kapal yang dikerahkan TNI adalah KRI John Lie, KRI Usman Harun, KRI Karel Satsuitubun, dan KRI Semarang. Seluruh KRI itu saat ini berlabuh di Faslabuh Lanal Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

KRI John Lie dengan nomor lambung 358 adalah kapal perang jenis frigate yang dibuat Inggris. KRI John Lie merupakan salah satu alat utama sistem pertahanan di bawah pembinaan Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmada I TNI AL yang bermarkas di Jakarta.

Selanjutnya, KRI Usman-Harun dengan nomor lambung 359 adalah kapal perang jenis korvet buatan BAE Systems Marine yang diluncurkan pada 2001. Sama seperti KRI John Lie, KRI Usman-Harun juga berada di bawah pembinaan Satkor Koarmada I TNI AL.

KRI Usman-Harun memiliki kesamaan dengan KRI John Lie dalam hal ukuran kapal, teknologi, hingga persenjataan. Perbedaan hanya terletak pada polemik penamaan kapal tersebut.

KRI Karel Satsuit Tubun merupakan kapal perang fregat dengan nomor lambung 356 bekas AL Belanda. Berdasrkan informasi yang dihimpun, KRI tersebut dibuat pada tahun 1967 dan mengalami peningkatan kemampuan pada tahun 1977-1980.

Terakhir, KRI Semarang merupakan kapal perang jenis Landing Platform Dock dengan nomor lambung 594 merupakan produksi PT PAL Indonesia (persero). KRI Semarang merupakan kapal perang yang berada di bawah satuan kapal amfibi Koarmada I TNI AL. KRI Semarang saat ini difungsikan sebagai kapal Rumah Sakit. (ant)