Kastara.ID, Spielberg – Harus diakui bahwa pabrikan Bologna, Ducati, saat ini menjadi motor terkuat di grid MotoGP. Bahkan mereka menurunkan hingga delapan motor di kelas utama.

Jumlah motor yang membuat pabrikan lain gusar dan menilai MotoGP kini berubah menjadi Ducati Cup.

Bos Yamaha MotoGP, Lin Jarvis mengakui bahwa Ducati saat ini sedang unggul.

Tapi delapan motor terlalu banyak, seharusnya dibatasi hanya maksimal enam motor.

“Mereka memiliki motor yang kuat dan bersedia untuk menyewakannya,” ungkap Jarvis yang dilansir Speedweek.com.

“Ducati sangat pandai membaca yang tersirat dalam aturan,” imbuh Jarvis.

Menurut pria Inggris itu, delapan Ducati di grid terlalu banyak, harus dibatasi enam saja.

“Delapan Ducati terlalu banyak. Enam sudah cukup. Dengan aturan hari ini dan sprint, mereka memiliki terlalu banyak data. Berkat komputer modern dan opsi evaluasi, keuntungan Anda terlalu besar. Tidak ada yang menginginkan Ducati Cup. Bahkan Carmelo Ezpeleta lebih suka dengan empat motor dari masing-masing pabrikan di grid,” jelasnya.

Jarvis juga menyayangkan Suzuki yang mundur dari MotoGP.

“Sayangnya, Suzuki telah mundur. Itu tidak terduga untuk semua orang, tapi itulah yang terjadi di perusahaan besar,” pungkasnya.

Jarvis mengatakan bahwa pabrikan lain harus masuk MotoGP di masa depan, tapi perlu ada perubahan regulasi teknis yang awalnya dibekukan hingga 2026. (tra)