Mustafa Kemal Attaturk

Kastara.ID, Jakarta – Berbagai pihak menyatakan keberatan dengan rencana penggunaan Mustafa Kemal Attaturk menjadi nama salah satu jalan di Jakarta. Pasal sejarah mencatat pendiri negara Turki sekuler itu sangat membenci Islam. Para aktivis dakwah meminta pemerintah menghargai perasaan umat Islam dan membatalkan rencana tersebut.

Aktivis Dakwah Ustadz Hilmi Firdausi menegaskan menolak rencana penggunaan nama Mustafa Kemal Attaturk menjadi nama jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Melalui akun twitternya, @Hilmi28 (16/10), menilai penggunaan nama tokoh sekuler itu akan melukai perasaan umat Islam.

Hilmi menilai umat Islam sangat tidak menyukai Mustafa Kemal Ataturk. Hilmi menyebut beberapa tindakan Mustafa yang sangat melukai perasaan umat Islam, seperti mengubah masjid menjadi museum, menutup sekolah-sekolah Islam, mengganti adzan menjadi berbahasa Turki, dan melarang jilbab.

Hilmi pun menanyakan, “Tidak adakah tokoh lain? Mohon hargai perasaan ummat Islam.”

Pendapat serupa disampaikan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. Melalui cuitan di akun twitternya, @hnurwahid (16/10), politisi PKS itu meminta pemerintah mengkaji ulang menjadikan Mustafa Kemal Attaturk sebagai nama jalan di Jakarta.

Hidayat mengatakan, boleh-boleh saja Turki menjadikan nama Presiden pertama Indonesia Soekarno menjadi nama jalan di ibu kota Ankara. Tapi tidak selayaknya Turki meminta Indonesia melakukan hal yang sama.

Hidayat berharap Turki bertindak seperti Maroko. Diketahui di Kota Rabat, ibukota Maroko terdapat nama Jalan Soekarno. Tapi pemerintah negara di Afrika Utara itu tidak meminta Indonesia menjadikan nama Raja Maroko menjadi nama jalan di Jakarta.

Sementara itu politisi Partai Gerindra Fadli Zon mengusulkan nama tokoh Turki lain sebagai nama jalan di Jakarta. Melalui akun twitternya, @fadlizon, anggota DPR RI itu mengusulkan nama Jalan Fatih Sultan Mehmet II.

Sultan Mehmet II atau yang dikenal dengan nama Muhammad Al Fatih adalah pimpinan Dinasti Utsmani atau Turki Ottoman ketujuh yang berkuasa pada 1444-1446 dan 1451-1481. Pada 29 Mei 1453, Sultan Mehmet II berhasil membebaskan Konstantinopel dari kekuasaan Romawi. Itulah sebabnya ia mendapat julukan Al Fatih yang berarti Sang Penakluk.

Sebelumnya Saat menghadiri Ngopi Virtual (15/10), Duta Besar Republik Indonesia (Dubers RI) untuk Turki, Muhammad Iqbal mengatakan, nama pendiri negara Turki sekuler, Mustafa Kemal Attaturk bakal dijadikan nama salah satu jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Iqbal mengatakan, pihaknya sudah meminta komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan jalan dengan nama founding father-nya Turki di ibukota. Pihak Kedutaan Besar RI (KBRI) di Ankara juga sudah memberikan data terkait karakter hingga panjang jalan kepada Pemprov DKI Jakarta.

Diharapkan rencana tersebut bisa terlaksana sebelum pergantian tahun 2022. Pasalnya pada awal 2022 direncanakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bakal mengunjungi Indonesia. Sehingga peresmian nama Jalan Mustafa Kemal Attaturk akan dilakukan bersamaan dengan kunjungan Erdogan ke Jakarta. Meskipun rencana kunjungan Erdogan masih dalam tahap pembahasan. (ant)