BUMN

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku kerap menerima ancaman. Hal itu terjadi setelah ia berusaha membongkar kasus dugaan suap yang terjadi PT Asuransi Jiwasraya dan PT Asuransi Sosial Angkatan Besenjata Republik Indonesia (Asabri). Erick mengatakan, ancaman yang datang bertubi-tubi, bahkan sudah jadi makanan sehari-hari.

Namun saat memberikan keterangan (16/1) di Jakarta, Erick tidak menyebutkan secara rinci jenis ancaman yang diterimanya. Pemilik Group Mahaka ini hanya mengatakan ancaman yang diterimanya berasal dari berbagai sumber. Bentuknya pun bermacam-macam.

Meski demikian, Erick menegaskan tidak akan gentar. Ia bertekad membereskan persoalan yang membelit Jiwasraya dan Asabri. Pasalnya sebagai Menteri BUMN sudah menjadi tugasnya membenahi semua perusahaan milik negara, termasuk dua perusahaan asuransi plat merah itu.

Erick mengaku menyerahkan kepda Tuhan Yang Maha Esa. Ia menyebut tindakannya dilakukan dengan lillahi ta’ala. Amanah yang diemban menurut mantan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin ini harus dilaksanakan dengan baik.

Sementara itu, kasus dugaan korupsi Jiwasraya saat ini sudah masuk ke ranah hukum. Kejaksaan Agung telah menetapkan lima orang atas kasus yang diduga merugikan negera sebesar Rp 13,7 triliun itu. Kelimanya adalah mantan Direktur Utama Hendrisman Rahim, mantan Kepala Investasi dan Divisi Keuangan Jiwasraya Syahmirwan, dan mantan Direktur Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo.

Dua tersangka lain dari pihak swasta adalah Direktur Utama PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro dan Presiden Komisaris PT Trada Alam Mineral Tbk Heru Hidayat.

Sedangkan kasus Asabri, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebut terdapat potensi kerugian negara sebesar Rp 16,7 triliun. Saat ini BPK tengah melakukan audit investigasi terhadap dugan korupsi di tubuh perusahaan yang mengelola dana anggota TNI, Polri, dan PNS Kementerian Pertahanan itu. (ant)