Kastara.ID, Jakarta – Petinggi Partai Golkar tetap ngotot akan mengusung Ketua Umum Airlangga Hartarto menjadi capres pada Pilpres 2024.

Kengototan itu menjadi perhatian Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta M Jamiluddin Ritonga yang disampaikannya kepada Kastara.ID, Jumat (18/2) pagi.

“Ngototnya petinggi Golkar tampaknya wajar mengingat pencalonan Airlangga merupakan amanat Munas 2019 dan Rapimnas Golkar 2021. Namanya amanat, tentu wajib hukumnya bagi petinggi Golkar untuk melaksanakannya,” jelas Jamil.

Bahkan Ketua Dewan Pembina Golkar, Aburizal Bakri (Ical), dengan tegas akan pasang badan untuk menghadapi internal partai yang mengganggu pencalonan Airlangga. Pernyataan Ical itu menegaskan agar Golkar solid melaksanakan amanar Munas dan Rapimnas.

“Akan tetapi, kader Golkar di akar rumput terlihat gusar dengan tetap rendahnya elektabilitas Airlangga. Para kader tak yakin elektabilitas Airlangga akan terkerek tinggi seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pramono, Ridwan Kamil, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY),” imbuh Jamil.

Kegusaran itu yang tampaknya ingin diredam Ical. Ketua Dewan Pembina Golkar ini ingin kader Golkar bersatu melakukan kerja politik untuk meningkatkan elektabilitas Airlangga.

Di lain pihak, sebagian kader Golkar sudah tidak yakin elektabilitas Airlangga bisa sejajar dengan Prabowo, Anies, Ganjar, Ridwan, dan AHY. Kalau pun dilakukan kerja politik yang intensif, elektabilitas Airlangga tidak akan jauh dari yang sekarang.

“Dengan elektabilitas yang rendah, tentu akan sulit bagi Golkar untuk mengajak partai lain berkoalisi mengusung Airlangga. Partai lain tentu tidak mau hanya sekedar mengusung tapi peluang menang sangat kecil,” jelas Jamil lagi.

Sebagian kader Golkar juga berpandangan sepeti itu. Mereka tak ingin capek bekerja hanya untuk kalah.

“Hal demikian tentu membuat internal Golkar dalam dilema. Di satu sisi harus melaksanakan amanat Munas dan Rapimnas, namun di sisi lain elektabilitas Airlangga tak layak untuk menjadi capres,” kata pengamat yang juga mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini.

Tampaknya petinggi Golkar juga akan realistis bila nantinya elektabilitas Airlangga tetap jeblok. “Mereka pada akhirnya akan sependapat dengan kader akar rumputnya dengan mengalihkan haluan ke calon lain yang lebih berpeluang menang dalam kontestasi Pilpres 2024,” pungkas Jamil. (dwi)