Jamu

Oleh: Jaya Suprana

GUBERNUR Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melalui akun instagramnya (18/2) mengunggah sebuah video kabar gembira untuk seluruh masyarakat di Indonesia dan dunia.

Empon-Empon
Peneliti Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Prof. DR, Chairul Anwar Nidom berhasil menemukan penangkal virus Corona (COVID-19). Ternyata penangkal angkara murka virus Corona adalah curcumin yang ada pada tanaman empon-empon seperti jahe, kunyit, sereh dan temulawak yang biasa dIgunakan sebagai bumbu masak serta minuman masyarakat Indonesia.

Penemuan Prof. Chairul Anwar Nidom menggarisbawahi fakta bahwa nenek-moyang bangsa Indonesia yang menggunakan empon-empon sebagai bahan ramuan utama jamu telah menciptakan sebuah mahakarya kebudayaan kesehatan yang sangat berharga bagi peradaban umat manusia.

DR. (Cand.) dr. Inggrid Tania, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, menegaskan bahwa empon-empon seperti temulawak, kunyit, sereh, jahe, memang memiliki kandungan curcumin dan senyawa lain bersifat anti peradangan dan antioksidan. Jamu yang mengandung ramuan empon-empon siap dikonsumsi setiap hari, demi meningkatkan daya tahan tubuh terhadap gangguan penyakit.

Sejarah
Mahaguru kenegaraan saya, Letjen TNI Purnawirawan Soepardjo Rustam yang sempat menjadi ajudan Panglima Besar TNI, Jenderal Soedirman, berkisah masa perjuangan laskar TNI bergerilya di pedesaan dan hutan belantara melawan angkara murka kaum penjajah yang tidak merelakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Laskar TNI gagah-perkasa berkat senantiasa minum bukan obat farmasi buatan penjajah namun jamu  baik yang  secara bergerilya diproduksi perusahaan jamu mau pun yang diam-diam diramu masyarakat pedesaan berdasar resep warisan nenek moyang bangsa Indonesia.

Jauh sebelum obat farmasi yang merupakan mahakarya kesehatan Eropa dihadirkan oleh kaum penjajah di persada Nusantara, nenek-moyang bangsa Indonesia seperti Hayam Wuruk, Gajah Mada, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, Tjut Nyak Dien dan lain-lain, senantiasa sehat-walafiat dan segar-bugar berkat selalu minum jamu yang mengandung ramuan jahe, kunyit, sereh dan temulawak sebagai warisan mahakarya kebudayaan kesehatan Indonesia.

Dalam acara penyerahan sumbangsih jamu BASMINGIN kepada PMI Pusat demi ikut membantu menjaga kesehatan masyarakat dalam menghadapi ancaman virus Corona, mantan wapres pada dua presiden yang kini Ketua Umum PMI Pusat, DR. Jusuf Kalla berkisah tentang masyarakat Sulawesi yang banyak menggunakan jahe dan kunyit di dalam masakan tradisional masyarakat Sulawesi, yang di samping lezat sekaligus juga berfungsi sebagai penjaga kesehatan.

Kearifan Tradisional
Segenap fakta peradaban itu membuktikan bahwa jamu memang benar-benar sudah teruji secara empirik sejak dahulu kala oleh bangsa Indonesia di laboratorium kenyataan kehidupan. Maka tidak perlu diragukan lagi sebab tidak terbantahkan lagi bahwa jamu memang merupakan mahakarya warisan kebudayaan kesehatan bangsa Indonesia yang dipersembahkan kepada umat manusia di marcapada ini.

Sebaiknya para pemuja kearifan millennial yang berasal dari bangsa asing jangan meremehkan kearifan Nusantara yang berasal dari bangsa sendiri. Maka atas kesadaran atas kedigdayaan kearifan Nusantara, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parwangsa mengajak para ibu rumah tangga menghidupkan kembali gerakan program nasional Apotek Hidup menanam empon-empon di kebun rumah masing-masing sebagai sediaan bahan ramuan jamu demi bersama meningkatkan upaya meningkatkan kedaulatan kesehatan keluarga Indonesia.

MERDEKA! (*)

* Penulis adalah pembelajar warisan kearifan tradisonal Nusantara sebagai bagian dari Gerakan Kebanggaan Nasional.