Natuna

Kastara.ID, Jakarta – Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksmana Muda (Laksda) Arsyad Abdullah membantah kabar menyebut ada ribuan kapal asing di perairan Natuna Utara, Provinsi Kepulauan Riau. Arsyad mengatakan pihaknya sudah melakukan patroli di Laut Natuna Utara hingga batas landas kontinen, sebagaimana isu yang beredar di masyarakat.

Saat memberikan keterangan (17/9), Arsyad menambahkan, pihaknya melakukan pengamatan situasi di sekitar Laut Natuna Utara selama dua jam. Namun tidak menemukan adanya kapal ikan asing yang menangkap ikan di sana. Arsyad menuturkan, di kawasan Laut Natuna Utara, terdapat 4 kapal perang TNI AL, yakni KRI Diponegoro-365, KRI Silas Papare-386, KRI Teuku Umar-385, dan KRI Bontang-907.

Mantan Panglima Kolinlamil itu menyebut selama melakukan patroli pihaknya hanya melihat empat kapal yang sedang melintas, itu pun berada di perairan internasional. Arsyad menjelaskan Zona Ekonomi Eksklutif (ZEE) adalah perairan internasional. Sehingga kapal dari berbagai negara berhak melintas secara damai di kawasan tersebut.

Itulah sebabnya isu yang menyebut ada ribuan kapal asing di Laut Natuna Utara menurut Arsyad tidak berdasar. Hasil pantauan langsung di kawasan hanya terdapat kapal-kapal yang melintas secara damai.

Arsyad pun mempertanyakan dari mana sumber isu itu beredar dan bagaimana membuktikan ribuan kapal asal Cina berada di Laut Natuna Utara. Ia menuturkan, Laut Natuna Utara memiliki perbatasan dengan negara tetangga, khususnya Vietnam. Antara Indonesia dan Vietnam telah menyepakati perjanjian garis batas landas kontinen.

Namun untuk ZEE, Arsyad menyebut saat ini masih dalam perundingan. Semua kapal bisa melintas di kawasan ZEE tanpa perlu mendapat izin terlebih dahulu.

Sebelumnya, Sekretaris Utama Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksda Suprianto Irawan menyebut ribuan kapal asing kerap memasuki wilayah perairan Natuna Utara. Hal ini setelah kapal-kapal asing tersebut tertangkap radar tengah berada di daerah overlapping Laut Natuna Utara. Irawan menyebut hasil pemantauan menemukan ribuan kapal tersebut berasal dari Vietnam dan China.

Saat mengikuti rapat dengar pendapat bersama Komisi I DPR RI (13/9), Irawan menyatakan pihaknya tidak bisa melakukan patroli secara maksimal lantaran tidak memiliki pesawat sendiri. Itulah sebabnya Bakamla melakukam kerja sama dengan Kogabwilhan, khususnya di wilayah Laut Natuna Utara.

Meski selama ini kerja sama berjalan baik dan semua pihak saling mendukung, Irawan menuturkan terkadang ada hal yang tidak terdukung. Itulah sebabnya Bakamla berharap bisa mempunyai pesawat sendiri guna memperlancar tugasnya.

Irawan mengungkapkan, sebetulnya jumlah kapal asing yang berada di daerah overlapping Laut Natuna Utara lebih dari yang terpantau radar. Berdasarkan pantauan kasatmata dari udara, ada ribuan kapal asing yang memasuki wilayah laut Natuna Utara Indonesia.

Saat ini Bakamla menurut Irawan, tidak bisa mengambil langkah akibat keterbatasan bahan bakar kapal. Padahal, menurutnya kapal-kapal asing tersebut sudah lama ada di laut Natuna Utara. (ant)