ASEAN

Kastara.id, Jakarta – Kementerian Luar Negeri menyampaikan bahwa kondisi geopolitik dunia yang kini tengah mengalami pergeseran kekuatan telah memunculkan tantangan bagi stabilitas dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik.

“Dalam hal ini ASEAN dapat menjadi ajang tarik-menarik konstelasi kekuatan besar dunia. Jika tidak diantisipasi, maka sentralitas dan relevansi ASEAN sebagai suatu organisasi kawasan dapat terpengaruh,” sebut Kemlu RI dalam keterangannya, di Jakarta, Senin (19/3).

Sebagai langkah untuk menjawab tantangan tersebut serta untuk mengubah situasi berupa rivalitas antar kekuatan menjadi kerja sama konkret, Kemenlu RI akan menyelenggarakan ASEAN 1.5 Track Workshop on an Indo-Pacific Regional Architecture for Mutually Beneficial Relations di Jakarta, pada 20 Maret 2018.

Penyelenggaraan workshop ditujukan untuk mengidentifikasi bidang kerja sama yang dapat ditingkatkan di tengah pergeseran geopolitik yang sedang dihadapi kawasan saat ini.

Selain itu, dengan karakter 1.5 TrackWorkshop tidak hanya akan dihadiri oleh pejabat pemerintahan yang relevan dari seluruh Negara Anggota ASEAN, namun juga oleh para perwakilan akademisi/think-tanks terkemuka di Asia Tenggara.

Sebagai kawasan yang menjadi poros Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, Indonesia menilai ASEAN perlu memajukan peran sentralnya dalam membentuk arsitektur kawasan yang terbuka, transparan, inklusif dan menghormati hukum internasional.

Workshop ini diharapkan dapat menjadi ajang bertukar pandangan mengenai narasi yang dapat dikembangkan oleh ASEAN melalui ASEAN-Led Mechanisms di kawasan Indo-Pasifik.

Bidang kerja sama yang akan dikaji untuk ditingkatkan, antara lain: isu kerja sama maritim, pembangunan dan ekonomi, serta sinergi antara ASEAN dengan mekanisme kerja sama regional lainnya yang telah ada. (npm)