Kastara.id, Ponorogo – Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia. Tanpa SDM yang baik dan berakhlak mulia, kita akan sulit berkompetisi dengan negara lain. Menurut Presiden, yang kurang diestafetkan bagi generasi muda adalah nilai-nilai, bukan mengestafetkan kekayaan semata.

“Nilai yang penting kita estafetkan bagi generasi mendatang yakni nilai-nilai identitas jati dirinya, karakter, budi pekerti, kerja keras, dan optimism. Itulah yang saat ini kehilangan,” ujar Presiden saat menghadiri puncak perayaan Milad 90 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Senin (19/9). Tema perayaan 90 tahun Gontor memang mengusung tema “Gontor Mengestafetkan Nilai-Nilai Perjuangan untuk Kemuliaan Umat dan Bangsa”.

Pada puncak perayaan 90 tahun pondok Gontor yang dihadiri Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Menko PMK Puan Maharani, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Menseskab Pramono Anung, Plt. Ketua DPD RI Farouk Muhammad, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, serta pimpinan dan santri Pondok Gontor.

Presiden prihatin terhadap kondisi dan potret media sosial saat ini. Menurut Presiden, ketika kita buka media khususnya media-media online, Path, Facebook, Instagram, Twitter, dan media online dengan komentar-komentarnya di dalamnya yang membuat Presiden prihatin.

“Di medsos, kita bisa baca orang saling mengejek, merendahkan, menghina antara teman dan sesama, apakah itu nilai Islami, nilai Islam Indonesia? Jawaban saya bukan. Kita lihat, pada 30 atau 40 tahun lalu fenomena saling menghina, menjelekkan tidak nampak,” kata Presiden prihatin.

“Begitu nilai-nilai yang saya sampaikan tadi, yaitu budi pekerti, terlihat saat ini menghilang dari kita. Belum kita bicara nilai optimisme, kejuangan dan kerja keras. Kalau saya membaca media online, saya cukup baca judulnya saja, lalu saya melompat untuk baca komentar-komentarnya. Masya Allah, saya sedih membacanya, saling memaki dengan kata-kata kasar, sekali lagi saya yakin ini itu bukan nilai-nilai kesopanan, itu adalah dampak dari infiltrasi nilai yang menghilangkan identitas jati diri bangsa Indonesia,” ujar Presiden lirih.

Ditandaskan Presiden, pemerintah melalui Kemendikbud akan menyusun kebijakan agar di sekolah diberikan prosentasi pendidikan etika pekerti yang lebih banyak. Gagasan full day sekolah, dikreasikan untuk menambahkan nilai-nilai tersebut. “Tanpa itu, karakter dan identitas kita akan hilang,” kata Presiden.

Presiden mengaku bersyukur Indonesia memiliki Pondok Gontor. Dikatakan Presiden, sewaktu dirinya turun dari pesawat, dirinya mengaku kaget, awalnya ia mengira turun di komplek pesantren, padahal Presiden turun di kampus Universitas Darussalam Gontor.

“Di Universitas Darusalam Gontor, saya menyapa mahasiswa yang ternyata berasal dari luar negeri, dari Thailand, Malaysia, dan Amerika Serikat. Ini pondok tidak hanya sudah menasional tapi mendunia,” ujar Presiden yang disambut riuh tepuk tangan hadirin.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga meresmikan gedung utama kampus Universitas Darussalam Gontor yang ditandai dengan pembukaan selubung pintu gedung, dan peletakan batu pertama pembangunan menara baru masjid Pondok Gontor. (npm)