Kastara.ID, Jakarta – Produsen produk kesehatan dan rumah tangga asal Amerika Serikat (AS) Johnson & Johnson memutuskan menarik produk bedak bayi dari pasaran. Penarikan ini lantaran terindikasi adanya kandungan asbes dalam bedak bayi yang selama ini digunakan oleh para ibu. Akibat indikasi tersebut, Johnson & Johnson mengaku telah menerima banyak tuntutan dari konsumen.

Dilansir dari Fox News, Sabtu (19/10), penarikan telah dilakukan sejak Jumat (18/10). Dalam pernyataan resminya, Johnson & Johnson mengatakan selain adanya tuntutan konsumen, penarikan juga akibat perintah dari badan pengawas obat dan makanan AS atau Food and Drug Administration (FDA). Masih dari pernyataan tersebut, FDA telah menemukan adanya kandungan 0,00002 persen asbes dalam bedak bayi Johnson & Johnson.

Juru bicara Johnson & Johnson Erni Kerwetz mengatakan, selama 40 tahun terakhir baru kali ini ada temuan kandungan asbes dalam produk bedak bayi. Kerwetz menegaskan, semua produk Johnson & Johnson telah melalui proses pemeriksaan dengan standar tinggi. Pengujian dan pemeriksaan produk, menurut Kerwetz, juga melibatkan laboratorium independen, pihak universitas, dan otoritas kesehatan global.

Sebelumnya dilaporkan ribuan orang mengajukan tuntutan kepada Johnson & Johnson. Mereka merasa dirugikan dengan kontaminasi asbes pada produk bedak bayi Johnson & Johnson. Berdasarkan penelitian Oregoin State University, kadungan asbes bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan seperti penyakit paru-paru dan saluran pencernaan. Bahkan asbes bisa memicu serangan kanker, mesothelioma, dan asbetosis.

Erik Gordon, profesor bisnis di University of Michigan mengatakan, penarikan produk tersebut akan mempersulit perusahaan dalam melakukan pembelaan di pengadilan. Diperkirakan pihak Johnson & Johnson harus mengeluarkan biaya dalam jumlah besar untuk menyelesaikan masalah ini. (mar)