Vaksin COVID-19

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro menjadi pembicara dalam webinar yang diinisiasi oleh Asosiasi Big Data & AI (ABDI) dengan tema Strengthening Research & Innovation with AI to Foster Economic Recovery.

Menristek/Kepala BRIN menyampaikan bahwa dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Indonesia harus mampu menciptakan nilai tambah atau value added dari sumber daya alam yang dimiliki.

Ekonomi Indonesia tidak boleh bergantung hanya kepada ekstraksi sumber daya alam saja.

“Ekonomi kita tidak boleh hanya bergantung kepada ekstraksi sumber daya alam, baik itu hasil pertanian maupun hasil tambang, tetapi dengan sentuhan teknologi dan sentuhan ilmu pengetahuan maka kita harus menciptakan nilai tambah dari sumber daya alam yang kita miliki tersebut,” jelas Menteri Bambang, dikutip dalam rilis Kemenristek/BRIN di Jakarta, Kamis (20/8).

Saat menyampaikan paparannya dalam webinar tersebut, Rabu (19/8), Menteri Bambang menyebutkan, inovasi harus dijadikan sebagai spirit atau semangat yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Negara yang maju hanya bisa diciptakan oleh masyarakat yang inovatif.

“Kita harus menjadikan inovasi sebagai suatu spirit suatu semangat yang muncul di kalangan masyarakat kita. Karena hanya dengan menjadi masyarakat inovatiflah kita bisa menciptakan negara maju,” ungkap Menristek/Kepala BRIN.

Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN mengapresiasi setiap inisiatif yang dilakukan agar kecerdasan artifisial dapat mewarnai berbagai sektor dalam kegiatan ekonomi di Indonesia. Kecerdasan artifisial menjadi salah satu upaya bagi Indonesia agar tidak hanya menjadi pasar melainkan juga mampu menjadi pemain dari Revolusi Industri 4.0.

“Indonesia tidak boleh hanya menjadi market dari Revolusi Industri ke-4, Indonesia harus bisa menjadi player. Salah satunya player dalam kecerdasan artifisial. Kami mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh berbagai pihak agar kecerdasan artifisial mulai mewarnai kegiatan ekonomi di Indonesia di berbagai sektor,” ujar Menteri Bambang.

Menristek/Kepala BRIN juga mengungkapkan bahwa kecerdasan artifisial di Indonesia harus bermanfaat bagi masyarakat, mampu menciptakan efisiensi dalam perekonomian, dan mampu menjadi dasar keunggulan inovasi Indonesia di masa depan.

“Pada akhirnya kita harus memikirkan bahwa kecerdasan artifisial di Indonesia: pertama, langsung bermanfaat buat masyarakat; kedua, harus bisa menciptakan efisiensi dalam perekonomian; dan ketiga, harus bisa menjadi dasar dari keunggulan inovasi kita di masa depan,” ungkap Menristek/Kepala BRIN. (ant)