Udang

Kastara.ID, Jakarta – Tanda Kehormatan merupakan penghargaan negara yang diberikan Presiden RI kepada warga Negara Indonesia yang telah sangat berjasa dan berbakti kepada bangsa dan negara. Tahun ini Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikaan (KKP), selain memperoleh kembali penghargaan Satyalancana Wirakarya, juga berhasil menyabet Bintang Jasa dan Satyalancana Pembangunan. Tanda Kehormatan Bintang Jasa Pratama dari Presiden berhasil diraih oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto. Sementara Satyalancana Pembangunan berhasil diraih oleh Litkayasa Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara dan Satyalancana Wirakarya berhasil diraih oleh Perekayasa dan Pengawas dari BBPBAP Jepara dan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee.

Piagam Tanda Kehormatan Bintang Jasa Pratama diberikan sebagai bentuk penghargaan atas jasanya yang berperan aktif dan berhasil menginisiasi hibridisasi ikan laut jenis kerapu melalui keberhasilan dalam produksi kerapu cantang (hibrid kerapu macan dan kerapu kertang). Kerapu cantang tersebut memiliki keunggulan pertumbuhan lebih cepat, tahan terhadap serangan penyakit, tahan terhadap lingkungan, sehingga mampu meningkatkan pendapatan pembenih dan pembudidaya kerapu di sentra-sentra budidaya kerapu di wilayah Indonesia seperti di Aceh, Medan, Kepulauan Riau, Lampung, Kepulauan Seribu, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan Papua. Selain itu mampu mendorong peningkatan produksi ikan kerapu nasional.

Hingga saat ini dengan benih kerapu cantang yang digunakan berasal dari Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo, seperti pembudidaya di Kabupaten lamongan Jawa Timur menjadi produsen ikan kerapu yang memasok kebutuhan dalam negeri dan luar negeri, serta Desa Labuhan Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan merupakan kawasan sentra budidaya kerapu di tambak. “Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pegawai DJPB khususnya kepada BPBAP Situbondo yang telah bekerjasama dengan baik serta selalu memberikan support dan juga memberikan inspirasi kepada kami sehingga penghargaan Bintang Jasa Pratama yang kami terima ini bisa untuk masyarakat dan penghargaan ini merupakan hadiah bagi para pembudidaya ikan,” ungkap Slamet di Jakarta (19/8).

“Saya terus terang bangga dengan perekayasa, litkayasa dan pengawas perikanan DJPB dari tahun ke tahun selalu ada inovasi baru yang diciptakan dan bisa menerima penghargaan Tanda Kehormatan dari Bapak Joko Widodo,” ungkap Slamet.

Menurutnya, penghargaan Satyalancana Pembangunan dan Wirakarya di bidang perikanan budidaya ini mengindikasikan  bahwa hasil perekayasaan khususnya di bidang perikanan budidaya dari para perekayasa DJPB tersebut telah diaplikasikan serta berguna bagi masyarakat.

“Anda semualah yang dapat mewujudkan target yang disampaikan Bapak Presiden kepada KKP khususnya di sektor perikanan budidaya, Anda semualah harapan masyarakat pembudidaya sehingga pembudidaya menjadi meningkat taraf kehidupannya dan menjadi sejahtera,” tegas Slamet.

Salah satu kriteria untuk mendapatkan Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan adalah keberhasilan dalam melakukan inovasi teknologi yang telah diadopsi dan berkembang serta berguna bagi negara dan masyarakat khususnya dalam lapangan pembangunan di sektor perikanan budidaya. Sementara salah satu kriteria untuk mendapatkan Tanda Kehormatan Satyalancana Wirakarya adalah keberhasilan dalam melakukan inovasi teknologi yang telah diadopsi dan berkembang serta berguna untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Sebagaimana diketahui, rumah tangga pembudidaya secara ekonomi dikatakan sejahtera, apabila perbandingan antara indeks harga yang diterima oleh pembudidaya dengan indeks harga yang dibayar oleh pembudidaya lebih dari 1, selain itu dapat dikatakan bahwa nilai NTPi lebih dari 100 artinya pembudidaya mengalami peningkatan daya beli karena kenaikan harga produksi lebih besar dari kenaikan harga input produksi dan konsumsi rumah tangganya.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) periode bulan Juli 2020 NTPi sebesar 100,40 atau naik sebesar 0,52 persen dari bulan sebelumnya. Begitu juga dengan NTUPi bulan Juli 2020 sebesar 100,77 atau naik sebesar 0,43 persen dari bulan sebelumnya.

Slamet mengungkapkan bahwa KKP memiliki banyak SDM unggul dan ini sejalan dengan visi Presiden untuk membawa kemajuan bagi Indonesia. “Tentu sekali lagi kami sangat bangga, sekaligus optimis bahwa SDM unggul ini akan dapat diteladani dan membawa kemajuan bagi pengembangan komoditas perikanan budidaya sebagai komoditas untuk ketahanan pangan. Sesuai dengan logo kemerdekaan HUT RI yang ke 75 ini “Bangga Buatan Indonesia”, tentunya kita semua harus bangga dengan komoditas perikanan yang dihasilkan dari pembudidaya ikan kita, karena dengan mengkonsumsi ikan mampu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap Covid 19 serta dengan mengkonsumsi hasil perikanan budidaya kita sendiri tentunya akan menjadikan Indonesia menjadi lebih maju, sesuai tema besar HUT RI kali ini,” ungkap Slamet.

Adapun, penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan adalah Iwan Arisetiawan Munandar sebagai Litkayasa Penyelia pada BBPBAP Jepara yang telah berperan aktif dan berhasil menciptakan alat perikanan pompa venturi sederhana berupa pompa submersible dengan casing PVC yang memiliki keunggulan menghasikan gelembung udara sangat kecil di dalam air sehingga mampu memberikan manfaat meningkatkan produksi benih hingga 300% dan pembesaran ikan dengan kepadatan tinggi kepada pembenih dan pembudidaya ikan di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bitung.

Sementera nama nama penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Wirakarya antara lain 1) Damang Suryanto sebagai Perekayasa Muda pada BBPBAP Jepara yang telah berperan aktif dan berhasil menciptakan pakan ikan mandiri yang berkualitas dan harga lebih murah dalam bentuk pakan jadi, dengan menggunakan bahan baku lokal ikan rucah dan ketela pohon sehingga mampu menekan biaya produksi dan memenuhi kebutuhan pakan ikan mandiri di Jepara, Pati, Demak, Sukoharjo, Tulungagung dan Madiun; 2) Saripuddin sebagai Perekayasa Muda pada BPBAP Ujung Batee yang telah berperan aktif dan berhasil memanfaatkan tambak idle melalui sistem budidaya polikultur ikan nila salin dengan udang windu dengan memanfaatkan hydrilla sebagai bahan pakan, sehingga mampu meningkatkan ekonomi pembudidaya di Kabupaten Aceh Tamiang, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Bireun, Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Aceh Besar; 3) Muhammad sebagai pengawas perikanan muda pada BPBAP Ujung Batee yang berperan aktif dan berhasil menciptakan model pengembangan kawasan budidaya tambak udang berbasis kluster yang memiliki keunggulan dan kemampuan mengatasi mengurangi wabah penyakit sehingga dampaknya mampu memberikan manfaat dalam peningkatan produksi budidaya udang pada tambak masyarakat serta berkembangnya cara pengelolaan tambak secara berkelompok pada kawasan tambak Desa Gampong Baro dan Lhok Seutang, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur. (wepe)