Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati

Kastara.ID, Jakarta – Implementasi bela negara oleh masyarakat harus dilaksanakan secara menyeluruh berdasarkan program Bela Negara yang digelontorkan Kementerian Pertahanan RI sejak 2015. Program ini ditujukan kepada semua lapisan masyarakat baik di kalangan akademik mulai dari pendidikan SD hingga ke perguruan tinggi.

Materinya pun disesuaikan dengan strata pendidikan meliputi bimbingan dan penyuluhan kewarganegaraan hingga pelatihan dasar bela diri dan cinta tanah air.

Hal itu diakui pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati bahwa program-program tersebut selama ini telah disosialisasikan dan banyak diselenggarakan oleh perguruan tinggi maupun kalangan praktisi baik pegawai pemerintah hingga pegawai swasta.

“Banyak kalangan berpendapat program Bela Negara cukup efektif untuk menurunkan radikalisme. Program ini juga memuat metode yang praktis untuk menyelenggarakan aksi-aksi deradikalisasi dan kontra radikalisasi,” kata wanita yang biasa disapa Nuning (19/12).

Semua kalangan pun, kata dia, telah menyadari pentingnya Program Bela Negara. Bahkan pemahaman mereka arti penting nasionalisme dan patriotisme juga meningkat tajam.

Menurut Nuning, kesadaran mereka sebagai kader Bela Negara tidak identik dengan wajib militer, tetapi memilki kesamaan untuk memupuk rasa cinta tanah air dan bangga menjadi Bangsa Indonesia.

Ia menyebut bahwa apa yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sudah sejalan dengan ketentuan PBB agar setiap negara tetap mampu menjaga kesadaran warga negara masing-masing akan arti penting nasionalisme dan patriotisme.

Ia pun menyarankan agar Program Bela Negara adalah dapat diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan sebagai komponen pendukung dan komponen cadangan dalam Sistem Pertahanan Semesta. “Meningkatnya kesadaran Bela Negara diyakini dapat mengikis radikalisme dan terorisme,” tegasnya. (ant)