NGK Busi

Kastara.id, Tangerang – PT NGK Busi Indonesia di tahun 2017 ini sudah 40 tahun memproduksi serta melayani distribusi busi NGK untuk kebutuhan pasar di Indonesia. Dengan pengalaman panjang ini NGK Busi memiliki jangkauan after market secara nasional, sementara kualitas dan inovasi membawa NGK sebagai suplier yang dipercaya para produsen kendaraan roda dua dan empat.

Dengan standar kualitas yang sangat tinggi dan berkelanjutan guna mengikuti perkembangan teknologi mesin kendaraan memastikan NGK sebagai merek busi dengan market share terbesar di Indonesia. Bahkan lebih dari 50% NGK menjadi pemasok spare part kendaraan baru yang dikeluarkan Agen Pemegang Merek (APM).

Dengan penjualan yang terus meningkat hal ini memotivasi NGK untuk melakukan perbaikan dalam jaringan distribusi. Tentunya kualitas tetap menjadi subjek utama dan kepuasan pelangan menjadi tujuan utamanya.

“Kami yakin hal ini juga yang membawa kami di track penjualan positif. NGK berkomitmen kuat membawa busi berkualitas dunia untuk pasar Indonesia. Kami sangat yakin niat baik ini akan membawa dampak baik untuk pasar otomotif Indonesia yang pada akhirnya produk yang dibuat oleh tenaga kerja dalam negeri dengan standard internasional mampu menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya sebagai pasar tetapi juga sebagai produsen dan pelaku pasar,” kata Presiden Direktur NGK Busi Indonesia Yusato Kato.

Kunci strategi yang diterapkan busi NGK sehingga tetap bertahan sebagai brand di Indonesia yang pertama adalah tetap menjaga kualitas. Juga dalam hal melayani dan menyediakan keinginan konsumen serta memperkuat dan memperluas jaringan. Khusus soal jaringan ini akan dilakukan hingga ke Indonesia timur untuk menambah 25 distributor yang sudah ada saat ini.

Mengenai busi kelas premium seperti Iradium, G-Power dan Racing masih impor alasannya karena lebih praktis dari sisi komersial partnya meskipun untuk busi tersebut ada kebutuhan tetapi  juga harus konsen ke sisi demand yang belum memunginkan. Dengan biaya produksi tinggi tentunya harga akan menjadi tinggi lagi. Demikian pula dengan beberapa material yang memang tidak ada di Indonesia tetapi bukan tidak mungkin ke depannya pasti ada ke arah sana. (koes)