Dolar AS

Kastara.id, Jakarta – Nilai tukar rupiah pada transaksi antarbank di Jakarta, Selasa (22/5) petang, bergerak melemah 28 poin menjadi Rp 14.131 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.103 per dolar Amerika Serikat.

Menurut Chief Market Strategist FXTM Hussein Sayed, dolar Amerika Serikat meningkat karena prospek ekonomi yang membaik dan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat. “Kelanjutan peningkatan di jangka pendek bergantung pada notulen FOMC yang sedianya akan dirilis dalam waktu dekat,” katanya.

Pelaku pasar sedang menanti hasil notulen itu mengenai seberapa agresif The Fed meningkatkan suku bunga. Pasar juga menanti pendapat The Fed mengenai harga minyak mentah dunia, apakah memengaruhi kebijakan moneternya.

Di dalam negeri, perhatian investor akan tertuju pada data pertumbuhan kredit Indonesia yang dapat memberi gambaran tentang perubahan total kredit dan sewa sepanjang bulan April. “Pertumbuhan kredit yang sehat dapat meningkatkan optimisme terhadap ekonomi Indonesia,” jelasnya.

Sementara Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memaparkan, dolar Amerika Serikat sedang meraih momentum penguatan menyusul meredanya kekhawatiran pasar terhadap perang dagang antara Amerika Serikat -China. “Namun, tertahannya imbal hasil obligasi Amerika Serikat menahan apresiasi dolar Amerika Serikat lebih tinggi,” ujarnya.

Kurs tengah Bank Indonesia, Selasa (22/5), mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp 14.178 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.176 per dolar Amerika Serikat. (mar)