Budidikucir

Kastara.ID, Yogyakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen untuk mengembangkan kawasan minawisata di Indonesia, termasuk di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto dalam keterangannya di Yogyakarta. “Saya mengapresiasi inisiasi untuk mendorong ekonomi lokal melalui pengembangan kawasan minawisata. Kami berkomitmen untuk mengembangkan lokasi ini khusus minawisata dengan keunggulan inovasi teknologi budidaya ikan nila dengan kincir atau disingkat Budidikucir. Nanti kita akan tata agar lebih bagus dan pengunjung bisa terkesan melihat kawasan ini,” tegas Slamet.

Slamet mengatakan. kreativitas untuk membangun ekonomi lokal sangat dibutuhkan di era perkembangan teknologi informasi seperti saat ini. Konsep eko wisata, termasuk minawisata, menurutnya menjadi ikon baru pengungkit ekonomi ditengah pandemi Covid-19 saat ini. “Saya akan menyalurkan bantuan kincir, induk nila merah dan sarana produksi lainnya. Kami akan memperbanyak  bantuan kincir, karena untuk mewujudkan Kawasan Budidikucir maka kincirisasi di kawasan ini mutlak harus dilaksanakan, hal ini tidak lain untuk meningkatkan produktivitas, mutu dan daya saing ikan nila yang dihasilkan,” lanjut Slamet.

Sebelum menggunakan kincir, produktivitas kolam milik kelompok Mina Taruna ini hanya  400 Kg di kolam seluas 255 m2. Setelah menggunakan kincir, produksinya dapat mencapai 1.300 Kg, dengan kata lain terjadi peningkatan produktivitas lebih dari 300% dengan menggunakan 1 unit kincir.

“Di beberapa daerah model ekowisata seperti minawisata sudah mulai bermunculan dan ini saya kira patut kita apresiasi dan dukung penuh. Apalagi Yogyakarta adalah destinasi wisata, sehingga minawisata bisa memicu multiplier effect, disamping sebagai penopang kebutuhan konsumsi ikan, juga jadi pendorong meningkatnya jumlah kunjungan wisata,” jelas Slamet.

Berhasil Tingkatkan Ekonomi Masyarakat
Kegiatan usaha budidaya yang dirintis kelompok Mina Taruna mulai tahun 1998, saat ini telah berkembang dan memberikan dampak positif bagi ekonomi pembudidaya.

Kegiatan Sibudidikucir atau sistem budidaya ikan dengan teknologi kincir air, merupakan salah satu kegiatan unggulan yang telah dikembangkan oleh kelompok ini dan menjadi salah satu ikon perikanan budidaya di Sleman. Usaha lain yang dikembangkan kelompok ini adalah pembenihan ikan nila, pendederan ikan nila, koi dan gurami. Kegiatan usaha pembesaran ikan ini dilakukan baik di kolam dengan kincir, juga di kolam air deras.

Santo, Ketua Kelompok Mina Taruna, saat dimintai keterangannya, Senin (21/9) mengatakan bahwa perkembangan usaha yang dialami oleh kelompok ini cukup membanggakan. Ia menyebut, dari semula hanya memiliki kolam sebanyak 10 kolam dengan luas 0,8 Ha, saat ini sudah berkembang menjadi 98 kolam di lahan seluas 3,3 Ha.

“Kemajuan dari kelompok ini tak lepas dari pembinaan dan pendampingan yang dilakukan oleh Dinas setempat beserta penyuluh perikanan. Kedepan PR kami menjadikan kawasan minawisata yang lebih maju,” ungkap Santo.

Perkembangan usaha yang dilakukan telah mengantarkan kelompok Mina Taruna mendapat berbagai penghargaan. Prestasi yang ditorehkan, di antaranya untuk tingkat Kabupaten Sleman antara lain Juara I Pokdakan Kelas Pemula pada tahun 1998, Juara I Pokdakan Kelas Lanjut pada tahun 2000 dan terakhir pada tahun 2015 sebagai juara II Pokdakan dengan Pengelolaan Kolam Penampungan terbaik. Sementara untuk tingkat Provinsi DI Yogyakarta berhasil meraih Juara VI Pokdakan Kelas Madya di tahun 2011.

“Kami berkomitmen agar keberadaan kelompok ini mampu menggerakkan ekonomi lokal. Ini yang menjadi salah satu keunggulan kelompok ini, mampu turut serta mencerdaskan masyarakat sekitar dan juga membuka peluang penyerapan tenaga kerja,” pungkas Santo.

Koordinator Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri menegaskan bahwa saat ini KKP berusaha untuk menjangkau lebih dekat masyarakat, ini dilakukan guna memastikan kegiatan usaha perikanan berjalan berkesinambungan, dan berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.

“Usaha minawisata yang dikelola kelompok Mina Taruna merupakan contoh model yang bagus. Usahanya muncul secara swadaya dari bawah. Sekarang tugas kami di KKP adalah membesarkan skala usaha, memfasilitasi kemudahan akses dan menjamin usaha agar efisien, produktif, menguntungkan dan berkelanjutan yakni melalui program pengembangan kawasan budidaya yang akan dikawal oleh Ditjen Perikanan Budidaya,” ungkap Rokhmin dalam keterangannya. (wepe)