Ayam Olahan

Kastara.id, Bogor – Produk industri olahan ayam, berupa nugget dari dalam negeri berhasil menembus pasar Jepang, melalui ekspor yang dilakukan PT Belfoods Indonesia sebanyak 6,5 ton ke negara tersebut.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, Jepang dipilih sebagai tujuan ekspor produk nugget ayam dikarenakan potensi pasarnya yang sangat besar. Konsumsi produk makanan olahan berbasis unggas di Jepang mencapai USD 2 miliar per tahun, namun saat ini pemenuhannya masih didominasi China dan Thailand.

“Indonesia memiliki peluang pasar yang sangat besar di Jepang jika dapat menjaga konsistensi mutu dan efisensi sehingga dapat bersaing dengan produk-produk dari China dan Thailand,” katanya saat melepas ekspor perdana produk olahan ayam tersebut ke Jepang di pabrik PT Belfoods Indonesia di Bogor Jawa Barat, Jumat (23/3).

Menurutnya, ekspor perdana ke Jepang ini diharapkan menjadi awal yang baik untuk mulai memajukan industri ayam olahan Indonesia ke pasar internasional.

“Jika produk nugget ayam Indonesia dapat masuk ke Jepang, nantinya akan lebih mudah untuk masuk ke negara lain,” kata Enggar.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengatakan anak perusahaan PT Sieraf Produce itu mencatat sejarah pertama usaha peternakan unggas yang berhasil melakukan ekspor ke Jepang.

“Jepang terkenal sebagai negara yang memegang prinsip keamanan pangan yang tinggi. Kami mengapresiasi kepada PT Belfoods Indonesia karena dapat memproduksi produk olahan asal unggas dengan menerapkan standar internasional sesuai permintaan dari Jepang,” kata Ketut.

Menurut Ketut, dengan mulai terbukanya akses pasar ke Jepang, pihak produsen diharapkan menjaga kualitas dan meningkatkan kuantitas pengiriman produk ekspornya.

Selain itu juga harus mampu menghadapi persaingan dengan produk Thailand, Tiongkok, dan Brasil yang sudah masuk di Jepang lebih dulu.

Pada kesempatan itu, Ketut mengatakan peluang pasar di negara lain seperti Timur Tengah masih terbuka luas, apalagi produk Indonesia mempunyai keunggulan dari segi halal dan cita rasa khas Indonesia, yaitu cita rasa yang beraroma rempah.

Setelah ekspor ke Jepang, lanjutnya, Indonesia bisa melakukan ekspor beberapa negara tetangga seperti ke Timor Leste.

Ketut menekankan, pemerintah akan terus mendorong dan mengawal dalam izin pengurusan dengan negara-negara tujuan ekspor baru lainnya.

Hal itu juga sebagai motivasi bagi pelaku usaha lain untuk tetap berupaya mempercepat ekspor komoditas peternakan lainnya.

Ketut menegaskan Indonesia harus menjadi lumbung pangan dunia pada 2045, apalagi saat ini telah mencapai swasembada daging ayam dan telur. Bahkan telah mampu mengekspor telur ayam tetas ke Myanmar, serta mengekspor daging ayam olahan ke Papua New Guiniea.

Terkait izin ekspor, Ketut menyatakan, Belfoods telah melewati pemeriksaan produk unggas dan disertifikasi dengan kompartemen yang bebas penyakit Avian Influenza (AI).

Selain itu, daging ayam olahan yang akan diekspor juga dipotong dan diproses dengan menggunakan fasilitas yang telah disetujui oleh pemerintah dan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Jepang.

Ketut menambahkan, PT Belfoods merupakan salah satu dari lima perusahaan pengolah daging unggas yang telah melalui proses audit yang cukup ketat dari Chief Veterinary Officer – Ministry Of Agriculture Forestry and Fisheries Jepang (CVO-MAFF).

“Hal ini membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia bisa ikut bersaing dengan negara lain dalam memproduksi produk olahan unggas dengan kualitas premium dan pemenuhan terhadap persyaratan internasional,” katanya. (mar)