Majalah Global Markets

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kekesalannya karena setiap hari mendapatkan SMS yang berisi penawaran utang yang bisa diproses dengan cepat. Isi penawarannya untuk utang sekitar Rp 1 juta sampai Rp 10 juta.

Handphone saya setiap hari harus menghapus-hapus itu, butuh uang Rp 5 juta, Rp 10 juta,” ungkap Sri Mulyani, Selasa (23/3).

Sri Mulyani menyebutkan pihak yang mengirim SMS menuliskan masyarakat bisa mendapatkan kredit dengan menggadaikan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB). Jika tak ada, masyarakat bisa menggunakan sertifikat rumah atau surat lainnya sebagai jaminan. “Jadi kalau ada BPKB, surat rumah, atau jaminan lainnya,” imbuh Sri Mulyani.

Ia menyatakan hal ini sering terjadi karena teknologi sudah semakin maju dan berkembangnya perusahaan financial technology. Hal ini membuat proses pengajuan utang atau kredit bisa dilakukan dengan cepat dan sederhana.

Untuk itu, Sri Mulyani meminta pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang lebih ketat. Pasalnya, tak semua fintech di Indonesia legal. “OJK selalu bilang hati-hati dengan fintech. Tengkulaknya coming to your HP,” jelas Sri Mulyani.

Untuk masyarakat yang ragu, dapat menanyakan langsung ke Kontak OJK 157 atau pesan WhatsApp (WA) di 081157157157. (ant)