Ekonomi

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengoreksi target pertumbuhan ekonomi. Semula Sri Mulyani menyebut pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 bakal mencapai 8 persen. Namun akibat terjadi lonjakan kasus Covid-19, pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya akan tercapai kurang dari 8 persen.

Saat memberikan keterangan pers terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN Kita (21/6), Sri Mulyani menerangkan proyeksi ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 akan tumbuh di bawah 8 persen. Padahal sebelumnya diperkirakan bisa mencapai 7,1 hingga 8,3 persen.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengaku kondisi tersebut terjadi lantaran adanya lonjakan Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir usai libur lebaran.

Pengamat ekonomi dari Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR) Gede Sandra menyebut pernyataan Sri Mulyani itu hanya berkilah semata. Menurut Gede, Sri Mulyani sedang menutup kegagalannya.

Bahkan saat memberikan pernyataan (22/6), Gede menganggap perkataan Sri Mulyani sebagai pernyataan paling ngeles sedunia. Gede menuturkan, ekonomi kuartal II seharusnya diukur dari April, Mei, dan Juni. Padahal saat ini bulan Juni akan berakhir dan hanya tersisa 8 hari.

Gede Sandra meminta Sri Mulyani berkata lebih jujur kepada masyarakat. Terlebih selama ini prediksi yang dibuat Sri Mulyani sering keliru. Pemerintah harus mengakui sejak awak salah prediksi atau over estimate. (ant)