Pilpres 2019

Kastara.ID, Jakarta – Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo membeberkan alasan pencopotannya sebagai Panglima TNI. Gatot menyebut ia dicopot dari pucuk pimpinan TNI akibat keputusannya melaksanakan acara nonton bareng atau nobar film Pengkhianatan G30S/PKI.

Saat menjadi narasumber di kanal Youtube Hersubeno Arief (22/9), Gatot mengatakan, seharusnya dirinya menjabat Panglima TNI sampai akhir Maret 2018 atau bersamaan dengan masa pensiunnya. Namun secara tiba-tiba pada akhir 2017, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopotnya. Jabatan Panglima TNI selanjutnya diemban oleh Marsekal Hadi Tjahjanto yang sebelumnya menjadi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU).

Pencopotan itu menurut Gatot lantaran ia memerintahkan seluruh jajaran TNI menayangkan atau menonton kembali film Pengkhianatan G30S/PKI. Film yang dirilis pada 1984 itu bercerita tentang sejarah kelam pengkhianatan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berujung gugurnya tujuh orang Pahlawan Revolusi.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini mengatakan, keputusannya melakukan nobar film G30S/PKI bukan perkara mudah. Beberapa pihak memintanya membatalkan keputusan itu. Gatot menuturkan salah satunya adalah seorang anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun Gatot bersikukuh dan bahkan semakin bersemangat memutar kembali film karya Arifin C Noer itu.

Gatot kembali mengingatkan kebangkitan kembali PKI bukan hal yang mustahil. Bahkan menurutnya tanda-tanda kebangkitan partai terlarang itu sudah mulai tampak sejak 2008. Salah satunya dengan penghapusan peristiwa G30S/PKI dari pelajaran sejarah di sekolah.

Mantan Panglima Kostrad ini menuturkan ciri gerakan PKI memang tidak bisa dilihat bentuknya tapi dapat dirasakan. Jika sejarah kelam itu dihapus, Gatot khawatir generasi muda tidak lagi tahu keberadaan PKI. Bahkan banyak generasi muda yang tidak yakin PKI ada dan bakal bangkit kembali.

Itulah sebabnya Gatot mengaku saat ini gencar melakukan perlawanan terhadap gerakan PKI gaya baru. Salah satunya dengan mengadakan kuliah umum di berbagai kampus. Hal ini guna memberikan kesadaran kepada generasi muda tentang bahaya paham komunis dan kembalinya PKI. (ant)