Hoaks

Oleh: Jaya Suprana

TIDAK ada hujan, tidak ada angin mendadak beberapa teman menyampaikan setuju, meski juga ada yang tidak setuju, terhadap suatu perilaku yang saya merasa tidak pernah melakukannya. Ternyata di luar pengetahuan maupun dugaan saya terberitakan oleh berbagai media bahwa Jaya Suprana telah menugaskan seorang kuasa hukum untuk resmi melaporkan Sukmawati Sukarnoputri ke polisi atas dugaan penistaan agama.

Bukan Jaya Suprana
Atas budi baik teman saya, yang mahaguru politik internasional merangkap pimpinan kantor berita RMOL serta Ketua Asosiasi Media On Line yang memimpin gerakan anti berita hoaks, Teguh Santoso yang melakukan tabayyun investigasi jurnalistik akhirnya dapat diketahui bahwa berita itu memang keliru.

Ternyata memang benar bahwa ada yang ikut melaporkan Sukmawati Sukarnoputri ke Mabes Polri atas dugaan penistaan agama, namun sebenarnya yang melakukannya bukan Jaya Suprana. Yang ikut melaporkan putri Bung Karno sebenarnya adalah seorang kader parpol tertentu bernama Dian Pranajaya.

Tabayyun
Meski sudah terbukti bahwa berita saya melaporkan Sukmawati ke polisi adalah benar-benar tidak benar adanya, namun peristiwa nahas bagi saya tersebut sekaligus membuktikan bahwa berita hoaks memang apabolehbuat sukataksuka senantiasa ikut merajalela bersama berita bukan hoaks, sehingga memang sulit diketahui yang mana yang hoaks dan yang mana bukan hoaks.

Apalagi di media sosial di mana setiap insan manusia bisa membuat berita sesuai kehendak bahkan selera masing-masing, baik sengaja maupun tidak sengaja, risiko beredarnya berita hoaks makin menjadi-jadi menjadi berita jadi-jadian.

Maka, masyarakat perlu bersikap lebih bijak sebelum mencerna berita. Sebelum melakukan perilaku menghakimi sesuatu yang diberitakan, sebaiknya masyarakat melakukan langkah tabayyun, demi cermat dan seksama menelaah kebenaran sebuah berita agar jangan konyol tersedak akibat menelan berita hoaks. (*)

** Penulis tidak ingin menjadi korban berita hoaks.